WAJO, EDELWEISNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Wajo dinilai gagal dalam menghadapi dampak Virus Corona (Covid-19) di Kabupaten Wajo.
Akhirnya Koalisi Rakyat Independent (KRI) dan Koalisi Rakyat Bersatu menarik dukungan terhadap rencana pembukaan masjid di Kabupaten Wajo karena berbagai alasan.
Juru Bicara Koalisi Rakyat Independen Sudirman mengatakan, dukungan ditarik setelah mendengar berbagai tanggapan dari pihak terdepan yang menangani Covid – 19 dalam rapat koordinasi. Rapat koordinasi yang membahas rencana pembukaan masjid di Kabupaten Wajo itu dihadiri Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, perwakilan camat, serta Direktur RSU Lamaddukelleng.
“Bukan persoalan kami tidak ada solusi, melainkan kami menilai lemahnya konsep penanganan yang dilakukan selama ini oleh Pemerintah Kabupaten Wajo. Ini yang membuat kami ragu,” kata Sudirman usai mengikuti Rapat Koordinasi Bersama Bupati dan Forkopimda di ruang pola Bupati, Rabu (13/5/2020).
Menurut Sudirman, anggaran yang dialokasikan pemerintah yang hampir mencapai Rp50 M rupanya tidak berjalan dan tidak mampu menopang tugas dan fungsi para gugus terdepan ini dalam melawan Covid -19 ini. Termasuk dalam membiayai kelengkapan petugas medis di Kabupaten Wajo.
“Faktanya, di forum tadi hampir semua satuan tugas gugus terdepan Covid – 19 masih mengeluhkan anggaran dan prasarana untuk penanganan Covid – 19. Dan kami dengar langsung penjelasan itu,” kata Sudirman.
Pembina KRI Wajo Andi gusti Makkarodda meminta agar Pemkab Wajo bergerak lebih sigap. Sebab yang positif corona bisa saja meningkat, namun dengan upaya tepat dan dilakukan secara dini akan mampu menekan angka tersebut.
“Jadi seharusnya pemetaan penyebaran virus ini dapat dideteksi dengan cepat. Penyediaan alat-alat kesehatan juga harus ditingkatkan. Kesiapan rumah sakit semakin ditingkatkan.Jangan sampai medis kita tidak sanggup dalam menangani Covid-19 ini,” ujar Andi Gusti.
Sementara Itu, Kadir Nongko perwakilan dari Koalisi Rakyat Bersatu menyatakan penarikan dukungan itu dikarenakan pihaknya tidak ingin disalahkan akibat kelemahan pemerintah dalam menangani pamdemic ini.
“Itulah kenapa kami menarik dukungan. Karena kami tidak ingin disalahkan,” kata Kadir.
Bupati Dilematis
Desakan dari sejumlah elemen untuk membuka kembali aktivitas ibadah di masjid ditengah wabah pandemi Covid- 19 membuat Bupati Wajo dilematis.
Menurut Bupati Wajo, Dr. Haji Amran Mahmud, M.Si, dia sangat mengerti dengan keinginan masyarakat untuk kembali beribadah di masjid, apalagi bulan suci Ramadhan.
Tetapi, disisi lain dia harus mempertahankan status zero positif dengan menjaga keselamatan Kabupaten Wajo dan masyarakat dari penyebaran Virus Corona.
“Saya sangat paham dengan keinginan dan kondisi masyarakat sekarang ini, tapi ini semua demi keselamatan mereka,” ujar Amran Mahmud saat menghadiri rapat koordinasi, Rabu (13/5/2020) di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo.
Baginya, mengambil keputusan meniadakan shalat berjamaah di masjid, adalah sebuah keputusan yang sangat berat, tapi apa boleh buat.
“Dalam hati nurani saya, saya ingin melihat kondisi masyarakat selalu baik, walaupun ini adalah keputusan yang sangat berat. Kadang hati saya sangat pedih jika membuka medsos,” terang Amran.
“Pertimbangan kami waktu itu, dengan meniadakan shalat berjamaah di masjid, minimal 50 persen dapat kita cegah penyebaran Covid- 19,” urai Ketua DPD PAN Kabupaten Wajo ini.
Amran Mahmud meminta waktu satu sampai dua hari kedepan untuk membicarakannya kembali dengan Forkopimda perihal usulan untuk membuka kembali aktivitas ibadah di Masjid.
“Saya minta waktu, saya harap apapun keputusan dan kebijakan pemerintah, tolong dukung kami, bantu kami memberikan pemahaman kepada masyarakat. Bahwa ini semua adalah untuk kebaikan mereka. Wajo harus kita pertahankan agar tetap berstatus zona hijau,” pungkas Amran.
Penulis : Ampa
Editor. : Jesi Heny