WAJO, EDELWEISNEWS.COM – Meski Pemerintah Kabupaten Wajo mengaku telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp38 milyar untuk penanganan Covid -19, namun tenaga medis di Kabupaten Wajo masih terus mengeluhkan minimnya Alat Kesehatan (Alkes) dan perawatpenanganan pandemi corona.
Direktur RSUD La Maddukelleng Wajo drg. Andi Ela Hafid mengatakan, untuk saat ini alat kesehatan di rumah sakit umum masih sangat minim, khusus RSU Lamaddukelleng hanya mampu menangani 10 pasien Covid -19.
“Kalau tiba – tiba ada lonjakan kasus Covid -19 di rumah sakit, kami hanya mampu merawat 20 PDP. Itupun sudah kami paksakan, karena ruang dan alat tidak cukup,” kata Andi Ila Hafid dalam rapat dengan Forkopimda Wajo, Rabu (14/5/2020)
Selain dikarenakan minimnya Alkes, minimnya perawat untuk penanganan Covid- 19 juga menjadi salah satu penyebab.
Sebelumnya, Direktur Umum Rumah Sakit Daerah Siwa drg. Armin juga mengeluhkan hal yang sama. Bahkan dalam rapat bersama anggota DPRD Wajo, secara gamblang dia mengungkap minimnya anggaran untuk penanganan covid di rumah sakit yang dinahkodainya itu.
“Saya hanya menerima DPA tapi tidak ada uangnya,” kata drg Armin.
Dia juga mengungkapkan jika RSU Siwa saat ini masih mengalami kekurangan tenaga medis, termasuk kekurangan alat pelindungan diri (APD) di tengah peningkatan infeksi virus corona yang masih terus terjadi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo dr H.Ramlah membenarkan hal tersebut. Menurunya, khusus untuk menangani Virus Covid – 19, Alkes di Wajo belumlah cukup. Apalagi dengan hanya 30 ventilator corona yang dimiliki oleh tenaga medis di Wajo saat ini.
“Ini yang membuat kami ragu kalau tiba – tiba terjadi lonjakan,” kata dr H.Ramlah.
Sebelumnya berdasarkan data yang diperoleh media ini menyebutkan, untuk penanganan corona dan dampaknya pemerintah telah mengalokasikan anggaran penanganan Covid-19 Tahap I. Pemkab Wajo telah mengalokasikan anggaran Rp23 M, termasuk untuk di dua rumah sakit dan Dinas kesehatan serta tujuh kecamatan dan OPD.
Sementara untuk membantu warga dimasa pandemi, Pemeritah Kabupaten Wajo mengaku telah menyediakan anggaran Rp 20 M untuk warga.
Tahap II kembali pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar
Rp15. 731. 650. 00. Dana ini berasal dari pergeseran anggaran di PUPR sebesar Rp4,5 M, PPKD sebesar Rp1.631.650.000 dan dari kelurahan sebesar Rp 9,6 M.
Penggunaan anggaran tersebut untuk operasional BPBD sebesar Rp 4,5 M , RSUD Siwa sebesar Rp1.631.650.000 dan 6 kecamatan di daerah perbatasan sebesar Rp9,6 M..
Bupati Wajo Amran Mahmud juga membenarkan mengenai minimnya peralatan medis dan tenaga medis di Kabupaten Wajo .
Menurutnya, hal itu dikarenakan terbentur dalam hal pembelian barang, semisal harga yang tidak sesuai atapun jenis barang.
“Jadi biasa barangnya sudah kita mau beli, tapi karena beda lagi harganya atau batangnya tidak jadi,” kata Amran.
Menanggapi hal itu, Andi Gusti Makkarodda meminta agar Pemkab Wajo bergerak lebih sigap serta memperhatikan keluhan dari para tenaga medis. Sebab yang positif corona bisa saja meningkat seiring dengan arus mudik lebaran.
Menurutnya dengan fasilitas yang memadai dan lengkap, serta dengan upaya yang tepat dan dilakukan secara dini akan mampu menekan angka tersebut.
“Jadi pemerintah harus lebih responsif untuk memenuhi kebutuhan itu. Penyediaan alat-alat kesehatan juga harus ditingkatkan. Kesiapan rumah sakit semakin ditingkatkan. Jangan sampai karena minimnya alkes, tenaga medis kita tidak sanggupmenangani Covid-19 ini,” ujar Andi Gusti.
Penulis : Ampa
Editor. : Jesi Heny