MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Usaha rintisan berbasis digital atau biasa disebut startup digital saat ini memegang peran dalam menumbuhkan perekonomian bangsa, utamanya di masa pandemi Covid-19 saat ini. Startup digital akan memberi layanan untuk memenuhi kebutuhan pangan, transportasi, layanan telemedik.
Kota Makassar menjadi salah satu kota dimana startup digital tumbuh dan berkembang. Satu per satu anak muda Makassar kini mulai membangun startup digitalnya dan memegang peranan dalam memberi layanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Makassar.
Mengusung konsep yang sama seperti bulan sebelumnya melalui Online Session, Communivation ke-11 kali ini mengangkat thema Digital local heroes : From Zero to Hero “You’ll Finally See The Truth, That A hero Lies In You”, Minggu(28/6/2020).
Communivation adalah salah satu program Makassar Digital Valley melalui meetup bulanan berbagi dan belajar bersama inovator.
Speaker yang berbagi dalam Online Session Communivation kali ini yakni Adi Saifullah Putra (Founder & CEO MallSampah Indonesia), Iqra Putra Sanur (Founder CleanUp Indonesia), Andi Azat Yusran (Manager Product Panganku), Abdurrazaq (Founder Helper Indonesia), Faisal Jabir (Founder Perawat.id). Para speaker tersebut dipandu oleh Fordyta Abubakar (Android Expert).
Adi Saifullah Putra yang merupakan salah satu startup binaan Makassar Digital Valley di Indigo Creative Nation Batch I Tahun 2019. Dia menekankan pentingnya anak muda yang ingin terjun dalam dunia digitalpreneurship untuk terus membenahi diri dengan terus menerus belajar.
“Sederhananya membaca satu artikel sehari dan satu buku dalam sebulan, karena menjadi founder startup tidak lain untuk memecahkan permasalahan yang ada di sekitar kita. Dan tentunya kita harus bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang dinamis di masyarakat,” terangnya.
“Saya pribadi awalnya aktif dalam komunitas sosial semasa di kampus, hal ini yang menjadi titik mula saya tertarik dengan sociopreneur. Memulai MallSampah itu pada tahun 2015 dengan sederhana sekali, hanya menggunakan website. Namun akhirnya di tahun 2019 merilis aplikasi untuk memudahkan transaksi pengguna, dan akhirnya terus bertahan sampai saat ini. Karena sudah ada ratusan pengepul yang membutuhkan bantuan kami di MallSampah dan kami ingin semua orang memiliki akses untuk mendaur ulang sampahnya,” tambah Adi Saifullah.
Founder Perawat.id, Faisal Jabir juga menekankan pentingnya para startup untuk membuka diri belajar dan terus melakukan riset untuk mengembangkan produk, agar bisa memenuhi kebutuhan para pengguna dan juga memberi dampak positif di masyarakat.
Lebih lanjut ditambahkan oleh Iqra Putra Sanur yang merupakan Bizdev CleanUp Indonesia, bahwa apapun latar belakang yang dimiliki, saat ini bukan menjadi penghalang untuk menjadi bagian dari memberi dampak kepada masyarakat.
“Karena membangun startup digital tidak lain untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, dan menjadikannya sebagai sebuah solusi yang berdampak positif bagi para penggunanya,” ujarnya.
“Latar belakang keluarga saya itu PNS ya, setelah lulus dari Institut Pertanian Bogor memang sudah memutuskan untuk membangun startup digital berbekal pengalaman membangun bisnis konvensional sebelumnya. Pada akhirnya melihat sampah ini menjadi segmen yang potensial di masa depan, akhirnya membangun CleanUp Indonesia sebagai layanan pengangkut sampah dan mulai berkolaborasi dengan mitra pengangkut sampah di tahun 2018,” jelas Iqra Putra Sanur.
Andi Azat Yusran yang merupakan Manager Product dari Panganku juga bercerita awal mula ia membangun Panganku. Sejak sering melakukan kegiatan mendaki gunung, ia melihat banyak petani selama di perjalanan dan melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang potensial untuk di bawah ke kota.
“Jadi Panganku sudah mulai sejak tahun 2013, saat itu kami belum memiliki aplikasi, aplikasi Panganku kami bangun di tahun 2019. Dan hal yang sebenarnya tidak kami sangka bisa mengalami kenaikan transaksi yang sangat signifikan di atas 100% di masa pandemi Covid-19. Karena memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Makassar dan sekitarnya,” tambah Andi Azat Yusran.
Demikian halnya yang disampaikan AbdurrazaqIa selaku Founder Helper Indonesia, bahwa 17 Agustus 2018 menjadi titik awal Helper Indonesia membuka layanan di Kota Makassar. Dia tidak menyangka ternyata yang awalnya hanya menerima 52 orderan dalam sebulan saat itu, bulan berikutnya orderan semakin tinggi.
“Bulan berikutnya kami sudah ada mitra-mitra baru sesuai dengan pola kemitraan yang telah kami buat. Selain itu kami juga mencoba membuka layanan di Kota Jakarta dan Bandung sebagai bahan riset kami. Akhirnya tahun ini kami memutuskan untuk membangun aplikasi Helper Indonesia untuk memudahkan proses yang berjalan, karena kita melihat semakin banyak pengguna setelah riset di beberapa tahun terakhir,” terang founder Helper Indonesia.
Sementara S. Ariyani selaku General Manager Makassar Digital Valley menyampaikan apresiasi kepada para pembicara, yang telah berbagi pengetahuan dan juga pengalamannya hari ini. Meski sesi kali ini masih diselenggarakan melalui Video Conference karena masih dalam masa pandemi Covid-19, namun semoga Online Session Communivation tersebut bermanfaat bagi orang banyak.
“Saya berharap inspirasi dari para pembicara dapat memicu semangat anak muda, khususnya di Kota Makassar. Agar anak muda Makassar bisa menjadi bagian yang memberi dampak baik di Kota Makassar melalui karya, seperti membangun startup digital ini,” pungkasnya.
Penulis : Adrianty
Editor. : Jesi Heny