LUWU UTARA, EDELWEISNEWS.COM – 10 hari pasca banjir bandang pada 13 Juli 2020 lalu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menerima kunjungan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla bersama Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah di Bandara Andi Djemma Masamba sekira pukul 08.20 Wita, Kamis (23/7/2020).
Dari bandara, rombongan mantan Wakil Presiden RI itu langsung meninjau Posko Tanggap Darurat Bencana PMI Luwu Utara, melihat kondisi terkini Masjid Al Markas Radda, lokasi huntara, hingga menyapa anak-anak di lokasi pengungsian di Dusun Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta.
Usai mengunjungi para pengungsi, mantan Wapres RI yang karib disapa JK itu menuturkan hal yang harus segera dilakukan pasca banjir adalah pembersihan.
“Inti kalau banjir itu pembersihan, semua sedimen yang ada, listrik diperbaiki, sarana air, hingga layak kembali. Ke depan masyarakat harus bahu membahu kembali membersihkan rumahnya.Tentu akan dibantu oleh para relawan, sebab PMI memberikan bantuan 1.000 sekop dan tandon air. Jadi yang difokuskan adalah pembersihan fasilitas umum dan rumah secara besar-besaran agar pengungsi dapat segera kembali jika keadaan sudah aman. Kemudian yang tidak kalah penting adalah normalisasi sungai,” tutur JK.
Pada kesempatan tersebut, JK juga menyampaikan terima kasih atas solidaritas masyarakat Sulsel.
“Yang namanya mengungsi itu pasti tidak enak, tapi tadi saya lihat tendanya dalam kondisi baik. Saya juga menyampaikan terima kasih atas solidaritas masyarakat Sulsel yang mengirim bantuan ke Luwu Utara, sehingga saya lihat tadi logistik para pengungsi sangat cukup bahkan lebih,” ucap JK.
Merespon hal yang disampaikan JK, Bupati Indah menuturkan, dalam tiga hari terakhir, Pemda sudah mulai melakukan pembersihan.
“Namun yang kita dahulukan sejak hari pertama adalah akses jalan, utamanya jalan nasional yang merupakan jalur logistik antar Pulau Sulawesi, kemudian sarana peribadatan; beberapa masjid besar, dan fasilitas pelayanan pemerintahan seperti Puskesmas. Alhamdulillah Senin lalu sudah berfungsi. Kemudian Kantor Pajak diharap dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa segera berfungsi, Kemenag, dan beberapa fasilitas lainnya termasuk Kantor Lurah Bone,” terang Indah.
Terkait gerakan pembersihan secara besar-besaran, bupati yang karib disapa IDP ini menegaskan bahwa gotong-royong menjadi kunci, sebab bencana adalah tanggung jawab bersama.
“Intinya adalah gotong-royong, karena sekali lagi disinilah kita lihat bahwa bencana ini adalah urusan bersama, tidak bisa sendirian, masyarakat harus kita ajak, bukan hanya masyarakat yang terdampak walaupun kita paham ada kondisi psikologis. Belum semuanya siap untuk beraktivitas seperti biasa, jadi untuk sementara kita maksimalkan relawan-relawan yang ada. Kemudian cukup banyak desa yang mengirim warganya bahkan warga sendiri yang datang dengan sukarela untuk membantu,” tutur Indah.
Lanjutnya, namun yang coba dirapikan adalah jadwal titik-titik yang mana dulu yang harus dikerjakan karena kita punya target. “Target optimis kita 2 bulan, kami butuh doa dan dukungan, semoga semua segera kondusif,” papar bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (hum)
Editor : Anisah