MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Launching buku perpustakaan lorong Kelurahan Parang Tambung karya Rahman Rumaday Maman Abdurahman Rumadai terlihat istimewa. Selain dihadiri Ketua Fraksi PKS DPRD Sulsel, Sri Rahmi yang didaulat sebagai narasumber, juga dihadiri anggota DPRD Sulsel termuda, Ismail Bachtiar dan anggota DPRD Kota Makassar, Ahmad Faruq. Launching dibuka Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan sekaligus sebagai keynote speaker, Moh. Hasan di Gedung Layanan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan Lt. II, Kamis (23/7/2020).
Hadir selaku moderator Fitriyani Rachman, penyiar RRI Makassar. Selain Sri Rahmi ada Reny Putri Harapan Rani online arlisakadepolicnews.com, Tulus Wulan Juni dari unsur Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar dan Rusdin Tompo sebagai editor buku.
Acara tersebut tetap sesuai protokol kesehatan, hingga panitia hanya menyiapkan 35 kursi yang rata-rata diisi kalangan pustakawan, penggiat literasi, komunitas dan calon-calon penulis muda.
Kehadiran anggota DPRD merupakan bentuk dukungan atas literasi yang telah dilakukan oleh masyarakat melalui sarana Perpustakaan. Sri Rahmi dan Ahmad Faruq mengakui dan masih mengingat jasa perpustakaan yang sangat membantu. “Mita bisa menulis jika kita banyak membaca. Saat kecil saya selalu membaca buku di mobil perpustakaan keliling. Mobil perpusling selalu parkir di depan rumahku,” ungkapnya.
“Bahkan semua buku di mobil tersebut telah habis saya baca. Yang membuat saya heran mengapa bukunya itu-itu terus dan tidak diganti-ganti oleh pemerintah,” tutur Sri Rahmi.
Sama halnya Ahmad Faruq, anggota DPRD Kota Makassar itu masih mengingat saat diajak ke Perpustakaan Umum Provinsi ayahnya. “Dulu sekitar tahun 90-an saat masih kecil, saya sering kesini membaca, diantar bapak naik motor. Kalau tidak salah namanya masih Perpustakaan Nasional Provinsi,” ungkapnya.
Lanjutnya, kehadiran perpustakaan sangat terasa dan berkesan bagi hidupnya. Peran perpustakaan inilah yang perlu dikembangkan di tengah-tengah masyarakat untuk meningkatkan kegemaran membaca.
Tulus Wulan Juni selaku pustakawan mengapresiasi terbitnya buku Perpustakaan Lorong. Buku yang diadopsi dari penelitian ini selain sebagai jejak rekam sejarah awal berdirinya perpustakaan lorong, juga menjadi inspirasi bagi masyarakat tentang pentingnya keberadaan perpustakaan untuk pemberdayaan masyarakat.
Dia mengusulkan agar Perpustakaan Lorong yang berbasis masyarakat di RT dan RW ini dibawah tanggung jawab kelurahan, agar nantinya tetap berkelanjutan.
“Dan jangan lupa melaporkan keberadaannya ke Perpustakaan Nasional melalui pendaftaran Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), serta melaporkan ke Pembina Perpustakaan yang ada di daerah, yakni Dinas Perpustakaan.
Perpustakaan desa dan kelurahan jangan disamakan dengan Perpustakaan Lorong, karena Perpustakaan Desa dan Kelurahan berada dalam satu wilayah desa/ kelurahan dan ada regulasi yang mengaturnya. Sedangkan Perpustakaan Lorong atau sejenisnya berada di sel atau unit terkecil, yakni di RT dan RW. Keberadaan perpustakaan desa/ kelurahan bisa saja nanti menjadi induknya dari Perpustakaan Lorong. Karena sebagai bentuk perluasan layanan Perpustakaan Desa/ Kelurahan yang berada di tingkat terbawah yakni di RT dan RW.
Peran Dinas Perpustakaan nantinya membina secara teknis, baik membantu penataan dan pelatihan tenaga perpustakaannya. Sedangkan pendanaan untuk operasional Perpustakaan Desa/ Kelurahan dan RT/ RW diharapkan bersumber dari kelurahan dan kecamatan.
Rusdin Tompo selaku editor mengaku senang dengan hadirnya buku ini, terlebih launchingnya dihadiri anggota DPRD. Harapannya agar kehadiran Perpustakaan Lorong mendapat dukungan dari berbagai pihak,baik dari pemerintah maupun legislatif.
Penulis Buku, Rahman Rumaday yang juga founder Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) mengaku sangat senang atas launching buku pertamanya yang mendapatkan respon dari berbagai pihak. Ia menjadi bersemangat untuk menulis dan menggiatkan literasi di masyarakat. Karena baginya literasi adalah tanggung jawabnya untuk ikut mengawal dan melaksanakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 yakni Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Penulis : Jesi Heny