PANGKEP, EDELWEISNEWS.COM – Tim Divisi Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) kontra radikal di Polres Pangkep.
Tim Mabes Polri Kombes Pol. Erdi Adrimurlan Chaniago, S.I.K, M.Si mengatakan, tujuan FGD tersebutuntuk mensosialisasikan serta memperkenalkan secara jelas kepada tokoh masyarakat tentang misi utama kegiatan kontra radikal, sebagai upaya menangkal paham radikalisme yang telah banyak masuk ke tengah masyarakat khususnya di tempat keagamaan.
Menurutnya, hal tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi tokoh masyarakat di Sulawesi Selatan, untuk berperan penting dan bekerja sama dengan pihak kepolisian guna menangkal pemahaman radikalisme agar jangan sampai masuk ke Sulawesi Selatan
Erdi berharap, FGD tersebut dapat menambah khasanah pengetahuan bersama tentang kontra radikal dalam mencegah paham radikalisme dan separatisme, yang saat ini banyak diembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen (ipoleksosbud), dengan tujuan merubah paham seseorang menjadi radikal.
Oleh karena itu, perlu kerjasama dan sinergitas semua pihak dalam mencegah paham-paham radikal yang dilarang oleh konstitusi kita.
“Mencegah paham radikal perlu kolaborasi seluruh elemen. Selain Forkopimda, TNI, Polri, juga peran serta dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan para mahasiswa,” ujar Erdi.
Dalam kegiatan Kontra Radikal yang dilaksanakan di wilayah Sulawesi Selatan ini, Divisi Humas Polri menghadirkan Narasumber dari MUI Pusat Ustadz Muhammad Makmun Rasyid, S.Ud untuk ikut memberikan informasi dan pengarahan tentang paham-paham radikalisme kepada peserta yang hadir di Polres Pangkep.
Ia menyampaikan agar seluruh masyarakat saling menjaga kesatuan dan persatuan, serta memahami agama secara keseluruhan agar terhindar dari paham-paham radikalisme apalagi yang menjerumus kepada perbuatan terorisme.
“Kita perlu menjaga persatuan, saling menghargai satu sama lainnya dan memahami agama kita masing-masing secara keseluruhan, karena banyak dari mereka yang memiliki paham-paham radikal itu, justru dari pemahaman agama yang salah atau kurangnya ilmu, sehingga mudah dipengaruhi oleh paham-paham radikalisme,” ujar Makmun.
“Oleh karena itu, perlu bersama-sama menciptakan kewaspadaan, jangan kita mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak jelas arahnya. Karena saat ini banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan sifatnya saling membid’ahkan, saling mengkafirkan, itulah yang membuat kita saling membenci satu sama lainnya,” pungkasnya. (Ril)