MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Lurah Maccini Sombala, Saddam Musma, S.STP, M.Si, berkomitmen mengembangkan literasi lorong untuk mendokumentasikan inovasi dan praktik baik yang sudah dilakukan warganya. Melalui literasi ini juga, warga akan dilatih mempublikasikan kegiatan-kegiatannya. Pengembangan model literasi lorong dan lorong literasi ini akan dilakukan bersama Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan.
Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kelurahan Maccini Sombala dengan SATUPENA Sulawesi Selatan, dilakukan pada Rabu, 1 Februari 2023, bertempat di kontainer Makassar Recover, Jalan Manunggal 22, Makassar.
Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, usai membubuhkan tanda tangan, menyampaikan optimis bahwa program ini akan terlaksana dengan baik. Karena kedua pihak punya kesadaran memajukan literasi berbasis budaya dan kewargaan, sebagaimana poin-poin yang disebutkan dalam MoU. Dikatakan, pendekatan literasi juga akan digunakan untuk membangun kesadaran kritis warga untuk terlibat memajukan Kota Makassar, khususnya di wilayah kelurahannya.
Dalam MoU disebutkan bahwa nota kesepahaman yang dilakukan Kelurahan Maccini Sombala dengan SATUPENA Sulawesi Selatan, sebagai upaya penguatan Gerakan Literasi Budaya dan Kewargaan. Salah satu tujuannya untuk mengimplementasikan visi misi Kelurahan Maccini Sombala, yakni sombere, beriman, berakhlak dengan mengedepankan sipakatau, sipakalebbi, sipakainga, dalam pelayanan serta menumbuhkembangkan pemberdayaan UMKM berbasis kearifan lokal.
Nota kesepahaman ini meliputi, kegiatan pendampingan menulis kreatif, citizen journalism (pewarta warga), pendokumentasian dalam bentuk cetak dan digital, serta konten kreatif yang mendukung Makassar sebagai kota Metaverse. Program-program di kelurahan yang berada di Kecamatan Tamalate ini, akan mendukung pemanfaatan Perpustakaan Amalia dan Baruga Kelurahan sebagai tempat membaca, berekspresi dan berkreasi dalam penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Hadir dalam penandatanganan MoU itu antara lain, RT, RW, LPM, Karang Taruna, dan shelter warga. Dari SATUPENA hadir Rahman Rumaday, yang juga Founder Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Hermanto, pelatih Perguruan Pencak Silat Tapak Suci, dan Arwan Daeng Awing, jurnalis.
Pada tahap berikut, akan dilakukan pemetaan dan penyusunan program sesuai kebutuhan dan potensi kedua belah pihak. Diharapkan, akan lahir buku-buku, sehingga akan jadi inspirasi dan motivasi, serta dapat direplikasi di tempat lain. (Ril)
Editor : Jesi Heny