MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – “Alhamdulillah, sekolah kami lolos administrasi IMA 2023. Semoga bisa lolos sampai tahap selanjutnya,” begitu pesan WhatsApp dari Juli Astutik, S.Pd, M.Pd, Kepala UPT SPF SD Negeri Rappocini, Minggu (22 Oktober 2023).
Juli Astutik menambahkan, dia sudah menerima undangan untuk hadir dalam Technical Meeting Lomba Inovasi Daerah Tahun 2023 dari Pemerintah Kota Makassar, yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar, Ir M Ansar, M.Si. Technical Meeting akan diadakan di Ruang Rapat Kepala Balitbangda, Ruko Mal GTC, Jalan Metro Tanjung Bunga, Senin (23 Oktober 2023).
“Kami termasuk 25 berkas yang lolos,” tambah Juli Astutik.
Informasi dari penyelenggara menyampaikan bahwa pendaftaran Innovation Major Award (IMA) tingkat Kota Makassar sudah ditutup. Sekarang telah diproses untuk rangkaian acara selanjutnya. Dari 68 pendaftar, tersaring 25 besar yang lolos secara administrasi. Sekolah-sekolah inilah yang diundang mengikuti technical meeting.
Penyelenggara, dalam hal ini Balitbangda Kota Makassar, juga menyampaikan terima kasih kepada para inovator SKPD, sekolah, Puskesmas, kecamatan, dan Perusda yang sudah mendaftarkan inovasinya. SD Negeri Rappocini punya beberapa inovasi, antara lain GESIT TA’ (Gerak Cepat Selalu Inovatif Keluarga Kita) dan Halte Literasi.
Di sekolah yang berada di Kecamatan Rappocini itu, dibentuk tim inovasi yang masing-masing berbagi tugas. Dengan pembagian tugas seperti ini, diharapkan implementasi inovasi akan efektif. Karena beban tidak menumpuk pada satu dua orang.
Inovasi di SD Negeri Rappocini juga menggunakan pendekatan partisipasi dan kolaborasi, dengan melibatkan orangtua, komite sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya. Misalnya, untuk program inovasi Halte Literasi, ada orangtua yang bergantian piket.
“Biasanya yang piket shif pagi, orangtua kelas 1, ada 2 orang. Begitupun shif jam 10, ada juga,” terang Juli Astutik.
Halte Literasi ini berada dekat pintu gerbang sekolah. Posisinya tepat berada di bawah mushollah sekolah. Sesuai namanya, Halte Literasi, ada buku-buku beragam judul yang diletakkan di situ. Pada sisi yang lain, ditata pula buku-buku, di atas sandaran yang bisa diduduki siswa sambil membaca.
Tampak, sekolah kreatif memanfaatkan kebiasaan orangtua yang menunggu anaknya pulang sekolah. Daripada cuma duduk-duduk ngobrol, sekolah lantas membuat Halte Literasi ini. Pada bagian lain, sebelah dinding tempat duduk Halte Literasi, dipasangkan kran-kran air yang bisa digunakan untuk mencuci tangan atau berwudhu, saat waktu sholat tiba.
Penulis : RusdinTompo