Gubernur Dukung Data Sebagai Basis Pengelolaan Lingkungan dan Mengatasi Bencana

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh Fakultas Kehutanan Unhas. Kegiatan tersebut berupa Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang Mitigasi Bencana. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat A, Lantai 4 Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin, Jum’at (20/9).

FGD ini menghadirkan dua narasumber sebagai pemantik diskusi, yaitu Prof. Dr. Tetsuya Kubota dari Kyusu University, Jepang dan Dr. Ir. Syamsu Rijal dari Universitas Hasanuddin, Dekan Fakultas Kehutanan Unhas yang juga merupakan Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPP, Prof Yusran dan puluhan ahli dari berbagai institusi.

Mengawali diskusi, Gubernur Nurdin menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan FGD, khususnya atas kehadiran Tetsuya Kubota.

“Beliau khusus datang ke sini untuk sharing bagaimana seharusnya kita menjaga lingkungan. Banyak hal yang bisa kita petik dari kehadiran beliau, dengan belajar dari apa yang terjadi di Jepang. Para ahli Jepang itu sangat detail dalam menjelaskan sesuatu, basisnya adalah data. Ini penting dalam pengelolaan lingkungan dan mengatasi bencana,” kata Nurdin Abdullah.

Dalam pemaparan mengawali diskusi, Prof. Tetsuya Kubota menjelaskan bagaimana pengalaman Jepang dalam mengatasi bencana alam.

“Di Jepang, bencana alam yang rutin terjadi adalah gempa bumi, badai taifun, longsor, dan banjir. Di Sulawesi Selatan nampaknya yang menjadi perhatian adalah longsor dan banjir. Dari pengalaman kami di Jepang, mitigasi bencana longsor dan banjir sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan,” kata Tetsuya.

Lanjutnya, longsor yang terjadi di suatu daerah, besar kemungkinan akan terjadi lagi pada masa mendatang. Untuk itu, harus ada upaya pencegahan serius jika longsor pernah terjadi. Di Jepang, longsor dan banjir umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang merupakan kondisi alamiah.

“Dalam hal mitigasi, kita harus menggabungkan hard dan soft approach. Ada kegiatan lapangan untuk melakukan perbaikan alam, rehabilitasi, revegetasi, dan lainnya. Namun yang tidak kalah penting adalah soft approach, untuk mengedukasi masyarakat,” katanya.

Selanjutnya, pemantik diskusi disampaikan oleh pakar dari Unhas yang merupakan Tim Kajian Banjir Sulawesi Selatan, Syamsu Rijal. Melalui presentasi berjudul “Floding Study and Watershed Rehabilitation Planning of South Sulawesi”, Syamsul Rijal menjelaskan lebih detail langkah-langkah yang bisa diambil oleh masyarakat dan Pemerintah Sulawesi Selatan terkait ancaman bencana alam, khususnya banjir.

“Kami melakukan studi kebijakan, dengan fokus pada peristiwa banjir besar di Sulawesi Selatan bulan Januari 2019 lalu. Dari situ, kita memperoleh banyak data tentang potensi bencana alam, khususnya banjir, terutama dalam kaitannya dengan lingkungan hidup,” kata Syamsu Rijal mengawali presentasinya.

Kondisi eksisting lingkungan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap peristiwa banjir. Kondisi eksisting tersebut mencakup kondisi lingkungan, curah hujan, perubahan tutupan lahan, kondisi sungai yang mengalami pendangkalan, maupun kondisi tampungan air yang sangat terbatas.

“Di Jeneponto, banjir besar lalu ditambah faktor permukaan air laut yang naik. Saat itu, tinggi banjir bahkan mencapai sampai delapan meter, karena bersamaan air laut naik. Itu seperti fenomena tsunami yang berasal dari gunung, karena besarnya curah hujan pada waktu bersamaan,” kata Syamsu Rijal.

Penanganan bencana alam, khususnya banjir di Sulawesi Selatan pada akhirnya membutuhkan partisipasi banyak pihak. Pemerintah melalui penerapan good governance, masyarakat melalui literasi dan edukasi bencana, pihak swasta melalui program corporate social responsibility, pihak industri melalui penerapan tata kelola yang berkelanjutan, dan sebagainya.

FGD ini selanjutnya mendengarkan berbagai masukan dari stakeholder yang hadir, baik dari pemerintah daerah, akademisi, dan pihak swasta.  (hum)

Editor.: Jesi Heny

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Makassar SULSEL

Lewat Bimtek SPBE, Pemkot Makassar Dorong Tata Kelola Digital Terpadu

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar Bimbingan Teknis Penyusunan Arsitektur Sistem Informasi dan Arsitektur SPBE di Aston Hotel Makassar, Kamis (23/10/2025). Kegiatan dengan tema “Mewujudkan Smart Governance melalui Arsitektur dan Peta Rencana SPBE yang Terpadu” ini diikuti perwakilan dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Makassar. […]

Read more
LEGISLATIF Makassar SULSEL

Anggota DPRD Makassar, Budi Hastuti Gelar Reses di Mamarita

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Anggota DPRD Kota Makassar, Budi Hastuti kembali menggelar reses pertama masa persidangan pertama masa sidang 2025/2026, pada Kamis (23/10/2025). Reses ini menjadi ajang penting bagi Budi Hastuti untuk mendengar langsung keluhan dan masukan dari masyarakat, terutama di daerah pemilihannya yang meliputi Kecamatan Mamajang, Mariso, dan Tamalate (Mamarita). Agenda ini telah memasuki titik […]

Read more
Makassar SULSEL

TK Putra I Makassar Juara I Lomba Kolase Festival Literasi Sulawesi Selatan 2025

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Empat murid Taman Kanak-Kanak (TK) Putra I Makassar, tampak ceria, setelah ditetapkan sebagai pemenang pertama Lomba Kolase Tingkat TK di Festival Literasi Sulawesi Selatan 2025, yang diadakan Selasa-Rabu, 21-22 Oktober 2025. “Kami tadinya sama sekali tidak tahu, bentuk gambar yang akan dibuatkan kolasenya berupa gambar apa. Namun, alhamdulillah, bisa dapat juara satu,” […]

Read more