MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96, pada 28 Oktober 2024 ini, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, akan memasuki purna tugas. Hendriati Sabir lahir 60 tahun lalu di Pangkajene, Kabupaten Sidrap, tepatnya pada 28 Oktober 1964.
Alumni Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN), tahun 1983 ini menerima SK pertamanya sebagai guru pada tanggal 1 Juni 1983, dan ditempatkan di SD Negeri 29 Kota Parepare. Setelah itu pindah ke SD Negeri 5 di kota yang sama.
Di Parepare, ia kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah, sekarang Umpar (Universitas Muhammadiyah, Parepare), dan meraih gelar sarjana (Dra) pada tahun 1989. Sedangkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) diraih di Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, tahun 2011.
Hendriati Sabir menetap di Makassar sejak tahun 1994, dan mengajar di SD Inpres Perumnas Antang II/1, selanjutnya pindah ke SD Unggulan Toddopuli, tahun 1997. Ketika masih di SD Inpres Perumnas Antang II/1, dia turut membawa sekolahnya sebagai sekolah sehat, dan ikut seleksi guru untuk sekolah unggulan.
Di SD Inpres Unggulan Toddopuli ia diberi motivasi oleh kepala sekolahnya, yang diakui juga sebagai mentornya. Ia masih ingat kejadian yang kerap membuatnya terharu. Suatu hari, H. Abdullah (alm), kepala sekolahnya itu, berkata kepadanya
bahwa semua teman dekat yang seangkatan dengannya sudah menjadi kepala sekolah, mengapa kamu belum.
Hendriati Sabir kemudian ikut seleksi untuk menjadi kepala sekolah, di masa Gubernur Sulawesi Selatan, M. Amin Syam. Dia ingat betul tahunnya, 2006, pada periode pertama Ilham Arief Sirajuddin menjadi Walikota Makassar.
Tempat tugas pertamanya sebagai kepala sekolah adalah di SD Inpres Tello Baru I/2. Di sekolah ini, ia mengikuti lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional
dengan mempresentasikan best practice yang berjudul, “Pemanfaatan Dana BOS yang Efektif dan Efisien”. Berhasil! Ia kemudian diberi hadiah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mengadakan benchmarking di New Zealand.
Dari SD Inpres Tello Baru I/2, dia kemudian ditempatkan di SD Negeri Borong, setelah terlebih dahulu ikut dalam seleksi lelang jabatan yang diadakan oleh Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.
Pelantikannya sebagai kepala sekolah terbilang unik. Bersama 435 kepala sekolah lainnya, dia dilantik dan diambil sumpahnya di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Tamangapa, Antang, Makassar, pada Selasa 29 Maret 2016. Para kepala sekolah itu terdiri dari 365 SD, 39 SMP, 22 SMA, dan 9 SMK.
Walikota yang akrab disapa Danny Pomanto itu beralasan, pelantikan dilakukan di TPAS karena dirinya ingin memberi pesan kepala para kepala sekolah bahwa pendidikan itu membuat masyarakat lebih berarti.
TPAS merupakan simbol agar para kepala sekolah merawat dan mengelola sekolahnya dengan baik, sehingga sekolah yang dipimpinnya bisa berjalan baik dan menciptakan lulusan yang berprestasi. Dia berharap semoga para kepala sekolah memberikan yang terbaik bagi kota Makassar.
Walikota Makassar kemudian mencanangkan 18 Revolusi Pendidikan. Dalam buku “18 Revolusi Pendidikan” yang ditulis oleh Tim Penyusun Dinas Pendidikan Kota Makassar, tahun 2017, disebutkan bahwa 18 Revolusi Pendidikan Kota Makassar merupakan konsep yang visioner, yang bermuara pada nuansa batin dan semangat jiwa perubahan secara mendasar, yang dapat dilakukan secara terencana, terpadu, terintegrasi dan komprehensif pada pembentukan karakter
peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab serta bermanfaat bagi masyarakat umum.
Kebijakan dan program-program tersebut kemudian diterjemahkan oleh kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri ini. Tentu atas dukungan dan kerja sama Ketua Komite Sekolah, Drs H Marzuki, guru-guru, Kepala Perpustakaan Gerbang Ilmu, Saparuddin Numa, S.I.P., dan tenaga kependidikan, serta orang tua murid, terutama yang tergabung dalam Bunda Pustaka, dan pemangku kepentingan lainnya. Salah seorang yang jadi mitranya adalah Rusdin Tompo, penulis dan pegiat literasi.
Bu Indri berusaha mewujudkan sekolahnya menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA), meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri, sekolah dengan Akreditasi A, perpustakaan sekolah dengan Akreditasi A, dan tercatat sebagai Sekolah Penggerak.
Berbagai komitmen lainnya diupayakan demi menghadirkan sekolah yang nyaman, aman, bersih dan sehat. Sekolah yang tak henti berinovasi demi kemajuan dunia pendidikan, dan tentu saja demi kepentingan terbaik anak-anak didiknya.
Selain memimpin SD Negeri Borong, yang sebutannya telah berubah dari Kepala Sekolah menjadi Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF), dia juga dikenal sebagai seorang yang aktif berorganisasi.
Dia memiliki jiwa dan visi kepemimpinan, yang membuatnya dipercaya memegang beberapa jabatan penting, di antaranya sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Manggala, periode 2020-2023, Kepala Pusdiklatcab Pramuka Kota Makassar, Sekretaris Badan Khusus Perempuan (BKP) PGRI Sulawesi Selatan dan Wakil Sekretaris PGRI Sulawesi Selatan.
Dia memang sangat enjoy berorganisasi. Baginya, berorganisasi itu nikmat rasanya. Prinsipnya, pantang menolak setiap tugas yang diberikan, dan yang terpenting melaksanakan amanah. (*)