
KENDARI, EDELWEISNEWS.COM – Demonstrasi mahasiswa di halaman Kantor DPRD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pekan lalu menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia. Yakni, Himawan Randi yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan angkatan 2016 dan Muhamad Yusuf mahasiswa Jurusan Teknik Sipil angkatan 2018 Universitas Halu Oleo.
Insiden tersebut menjadi pemicu pengunjukrasa kembali turun ke jalan, meminta agar pemerintah mengusut tuntas kematian kedua rekan mereka.
Mencermati hal tersebut, Kodam Hasanuddin telah menyiagakan personelnya di Makorem 143 /Ho Kendari guna membackup Polda Sultra.
Usai pengecekan apel gelar pasukan yang berlangsung di lapangan Korem 143/Ho, Jumat (27/9), Pangdam Hasanuddin Mayjen TNI Surahwahadi S.IP, M.Si menjelaskan di depan awak media, bahwa aparat TNI dan Polri akan terus mengawal keamanan serta memastikan wilayah Sultra aman dan kondusif dengan mengadakan patroli bersama-sama.

Pangdam pun menerangkankan bahwa telah mengirim kendaraan tempur Panser Anoa dari Batalyon Kavaleri 10/Mendagiri Makassar, Sulawesi Selatan.
Kendaraan tersebut diangkut oleh KM Mishima yang bertolak dari Pelabuhan Bajoe Kabupaten Bone menuju Kolaka, kemudian perjalanan darat ke Makorem 143/HO Kendari.
“Sebenarnya kendaraan tersebut bukan hanya untuk pasca demonstrasi rusuh di Kendari, namun Korem (143/HO) perlu kendaraan taktis sebagai cadangan,” jelas Pangdam.
Pangdam juga mengatakan, pihaknya telah menyiagakan personel sebanyak 5 Satuan Setingkat Kompi (SSK)
“Dari Angkatan Darat ada 3 SSK ditambah Angkatan Laut dan Udara, jadi total 5 SSK,” pungkasnya.
Penulis : Edi
Editor. : Jesi Heny