
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Pemerintah Kota Makassar, terus bergerak cepat memulihkan keamanan dan mencegah terulangnya konflik antarkelompok pasca tawuran di kawasan Kandea, Lembo, dan Bunga Eja Beru, di Kecamatan Tallo, beberapa waktu lalu.

Bersama Polri dan TNI, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mengajak dua kelompok yang sempat terlibat tawuran untuk duduk satu meja. Mediasi yang dikemas santai lewat jamuan makan malam ini menjadi simbol bahwa perdamaian bisa dirajut tanpa kekerasan.
Pertemuan yang digelar di SMK Negeri 5 Makassar, Senin (29/9/2025) malam, dihadiri Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana, Dandim 1408/BS Letkol Inf Franki Susanto, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.

Suasana penuh keakraban, jauh dari ketegangan, menandai langkah awal menuju Tallo yang kembali aman dan harmonis.
Dengan nuansa penuh keakraban, Munafri berpesan pertemuan ini diharapkan menjadi titik balik bagi kedua kelompok untuk menghentikan pertikaian.
“Kami dari Pemerintah Kota Makassar, berkomitmen mencari solusi, proses rekonsiliasi agar wilayah Tallo kembali aman, rukun, dan nyaman bagi seluruh warga,” jelas Appi.

Lebih lanjut, Munafri menyampaikan seruan tegas sekaligus menawarkan program nyata untuk memberdayakan masyarakat, khususnya para pemuda.
Ia menekankan, Pemkot Makassar tidak akan berhenti menghadirkan kegiatan positif agar warga memiliki kesibukan bermanfaat dan terhindar dari aksi kekerasan.
“Pemerintah Kota Makassar saat ini tidak akan berhenti untuk memberikan apa saja yang bisa kita lakukan supaya masyarakat ini berdaya,” ujarnya di hadapan tokoh pemuda, masyarakat, jajaran Forkopimda, dan aparat keamanan.
Ia menegaskan bahwa kegiatan produktif menjadi kunci pencegahan tawuran berupa pelatihan keterampilan dan kegiatan bermanfaat bagi anak muda.
Appi juga mengingatkan bahaya tawuran yang hanya merugikan semua pihak. Ia mencontohkan, meskipun satu kelompok menang, tidak ada keuntungan yang diperoleh.
“Kalau perang kelompok terus menerus, apa yang mau dicari? Ada hadiah apa? Tidak ada. Hanya luka, penjara, dan penderitaan,” tegasnya.
Munafri menegaskan pentingnya dukungan tokoh agama dan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan.
“Masalah ini muncul karena tidak ada kegiatan dan jauh dari agama. Maka kita harus mengisi kekosongan itu dengan aktivitas yang bermanfaat dan memperkuat iman,” tuturnya.
Sebagai langkah konkret, Munafri mengenalkan Makassar Creative Hub, pusat pelatihan keterampilan yang terbuka bagi siapa saja yang ingin mengasah kemampuan dan memperoleh sertifikat profesi.
“Silakan datang di MCH. Mau jadi apa? Ada tempatnya untuk kursus keterampilan. Setiap kali kursus dapat sertifikat dan diarahkan agar bisa bekerja di mana saja,” jelasnya.
Selain Creative Hub, Pemkot Makassar menyiapkan berbagai kegiatan untuk menyalurkan minat pemuda, mulai dari turnamen sepak bola, pelatihan barista dan lainya.
Pemkot bahkan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan pelatihan dan sertifikat resmi.
“Kami sedang membangun beberapa Creative Hub. Anak-anak bisa dilatih sesuai minatnya. Mau jadi pembuat kopi, mekanik, atau penjahit,” tutunya.
“Nanti didaftarkan dan dipanggil instruktur. Setelah pelatihan, peserta juga diberi modal kerja,” ungkap Munafri.
Program tersebut tidak hanya menyasar pemuda, tetapi juga ibu-ibu rumah tangga. Pemerintah akan menyiapkan kursus menjahit lengkap dengan mesin jahit dan modal awal agar peserta langsung bisa menerima pesanan dari rumah.
“Tidak mungkin kerja sendiri, pasti ada keluarga yang ikut membantu. Dengan begitu, semakin banyak orang yang bekerja,” tambahnya.
Dengan berbagai program pemberdayaan ini, Wali Kota Munafri berharap tidak ada lagi perang kelompok di Kecamatan Tallo.
“Mari kita ciptakan lingkungan aman dan produktif. Pemerintah siap memfasilitasi, tetapi kita semua harus bersama-sama menjaga perdamaian,” pungkasnya.
Sedangkan, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana menyampaikan pesan persaudaraan yang kuat sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga silaturahmi.
Arya menegaskan, meski berbeda latar belakang, seluruh warga Tallo tetap satu keluarga dalam bingkai kebangsaan.
“Kita sama-sama orang Indonesia, bagian dari Makassar, bagian dari Kecamatan Tallo. Artinya kita ini bersaudara,” ujarnya.
“Selain itu saudara-saudara, tapi yang paling penting, kita semua tinggal di rumah besar yang sama yaitu Kecamatan Tallo, Kota Makassar,” tambah Arya di hadapan tokoh pemuda, masyarakat, dan aparat keamanan.
Ia mengajak warga memperkuat hubungan baik antarsesama, mulai dari lingkungan terdekat. Bahkan kata dia, Rasulullah tidak pernah mengajarkan manusia mencari masalah, apalagi menyakiti.
Kapolrestabes menilai, provokasi sering menjadi pemicu bentrokan. Karena itu, warga diminta lebih bijak agar tidak mudah terpancing.
“Saya yakin semua di sini ingin situasi aman, agar bisa sekolah dan bekerja dengan tenang, berjalan dari lorong ke lorong tanpa rasa was-was,” katanya.
Arya mengingatkan bahwa perselisihan merupakan hal yang lumrah, tetapi harus diselesaikan dengan cara yang baik.
Manusia pasti punya masalah. Sejak dulu perselisihan itu ada, tapi tugas semua yang hadir adalah meninggalkan perselisihan dengan ikatan yang baik. Dalam kesempatan itu, Arya juga menyampaikan rasa empati mendalam.
“Saya bukan orang Makassar, saya ditugaskan di sini sejak 10 Januari. Tapi siapapun yang menyakiti warga Makassar, saya ikut merasa sakit. Siapapun yang melukai warga Makassar, saya pun merasa terluka,” katanya penuh motivasi.
Sebagai penegak hukum, Arya menegaskan akan bertindak tegas bila ada yang mengulang perbuatan negatif. Namun ia lebih berharap masyarakat memilih jalan damai.
“Mari kita gunakan pertemuan dan makan malam ini untuk saling mengakrabkan, agar tidak ada lagi yang saling curiga. Kalau ada masalah, bicarakan baik-baik dan cari solusi bersama,” pesannya. (*)