JAKARTA,EDELWEISNEWS.COM – Istri dari mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhyono (SBY), Kristiani Herrawati atau akrab disapa dengan Ani Yudhoyono meninggal dunia Sabtu (1/6). Ia menutup usia setelah berjuang melawan kanker darah yang dideritanya di National University Hospital Singapura.
Mantan ibu negara tersebut pertama kali divonis mengidap kanker darah pada Februari lalu. Perempuan berusia 66 tahun itu pun segera mendapat penanganan di NUH, didampingi oleh suami dan keluarga besarnya selama empat bulan terakhir ini.
Sebelum jatuh sakit, Ani masih sering mendampingi kegiatan sang suami yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat. Namun, saat pulang dari perjalanan ke Sumatra Utara dan Aceh bersama SBY, ia mengalami kelelahan.
Dari sana, ia mulai menjalani perawatan dari Tim Dokter Kepresidenan Indonesia, hingga akhirnya dirawat di NUH. Observasi yang dilakukan dokter kemudian menemukan bahwa Ani mengidap kanker darah.
Selama dirawat di Singapura, Ani sempat memberikan kabar yang diunggah melalui akun jejaring sosial Instagram miliknya @aniyudhoyono. Dua pekan lalu, almarhumah bahkan mengatakan bahwa dirinya bisa kembali menghirup udara segar, setelah menjalani perawatan intensif yang mengharuskan dirinya berada dalam ruangan yang steril.
“Alhamdulillah setelah tiga bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit, dan segarnya udara walau hanya satu – dua jam. Terima kasih ya Allah,” ujar Ani melalui Instagram.
Ani juga memohon doa kepada seluruh teman-temannya agar kesehatan dirinya semakin pulih. Hingga pada Kamis (30/5) lalu, kondisi Ani menurun dan harus menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU).
Dalam tiga bulan terakhir menjalani perawatan di Singapura, sejumlah upaya untuk menyembuhkan kanker darah Ani juga dilakukan dengan transplantasi sumsum tulang belakang. Ia mendapatkan donor dari sang adik, Pramono Edie Wibowo.
Dengan transplantasi itu, bagian organ yang semula rusak untuk mengganti sel darah merah, putih, dan trombosit diharapkan berfungsi seperti semula. Namun, tindakan itu disebut tak memberi dampak siginifkan untuk kesembuhan Ani.
Ani juga menjalani kemoterapi, sebagai pengobatan utama untuk hampir seluruh jenis kanker. Seperti yang diungkapkan oleh putra pertamanya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada media, pada cycle pertama pada Februari lalu, kemoterapi yang dijalankan sang ibu berlangsung baik. Hingga pada cycle kedua, kondisinya tak sebaik sebelumnya.
Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke Jakarta pada Ahad (2/6) pagi waktu Singapura. Setelah itu akan disemayamkan di kediaman di Puri Cikeas, Bogor.
“Jenazah almarhumah ibu Ani Yudhoyono akan dibawa ke Jakarta langsung ke rumah duka di Cikeas, sebelum dimakamkan ke TMP Kalibata ba’da dzuhur,” ujar besan keluarga Yudhoyono, Hatta Rajasa, Sabtu (1/6).
Sejumlah tokoh telah tiba di NUH. Beberapa di antaranya politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era pemerintahan SBY. Hadir pula politikus Partai Golkar Agung Laksono yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Ani Yudhoyono meninggal di National University Hospital (NUH), Singapura pada Sabtu (1/6) pukul 10.50 waktu setempat. Staf pribadi SBY, Ossy Dermawan membenarkan kabar meninggalnya Ani Yudhoyono.
“Telah berpulang ke Rahmatullah, Ibu Kristiani Herrawati Binti Sarwo Edhie Wibowo (Ibu Ani Yudhoyono), Mantan Ibu Negara, Isteri Presiden RI ke-6, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di usia 67 tahun,” ujar Ossy. (ro)
Editor : Jesi Heny