
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Aksi unjuk rasa masih berlangsung hingga Jumat malam,(27/9/2019). Bahkan, di fly over demo malam tadi telah melibatkan warga sekitar.
Info yang diterima Edelweisnews.com, hari ini ada beberapa elemen yang turun ke jalan. Antara lain, wartawan anti kekerasan, FPI, Aliansi Mahasiswa UMI, HMI Cabang Makassar Timur, Aliansi Masyarakat Sipil, UNIBOS, UPRI, UKDM, aliansi mahasiswa Unismuh, UKIP Paulus, UNM. Mereka sudah menyampaikan surat ke Mapolrestabes Makassar.
Pendemo menuntut pemerintah agar menyelesaikan kasus kekerasan aparat kepolisian terhadap jurnalis, masyarakat dan mahasiswa, serta penolakan terhadap revisi Undang -undang KUHP yang mengancam kebebasan pers, juga penolakan terhadap RUU KPK, Pertanahan, Pemasyarakatan dan Minerba.
Salah seorang pendemo yang ditemui di sekitar fly over mengatakan, RUU tersebut dianggap tidak berkeadilan yang merugikan rakyat. Maka rancangan tersebut harus dibatalkan dan membuat rancangan yang berkeadilan bagi rakyat Indonesia.
Menurut Irham dan Felisianus Faldi mahasiswa Universitas Pejuang, sepertinya ada yang tidak menghendaki unjukrasa berjalan damai, kondusif dan aman. Karena pada awal unjukrasa berjalan aman, mahasiswa dan aparat berbaur.
“Tetapi tiba-tiba datang sekelompok orang yang entah dari mana, melempar beberapa kali bom molotov ke aparat. Kami dengar ada beberapa aparat yang kena busur dan kami pastikan yang melempar bom molotov dan busur bukan dari kalangan mahasiswa,” tuturnya.
“Kami anggap pemerintahan sekarang telah mengabaikan keadilan, dengan menerbitkan Rancangan Undang – undang yang sangat rancu dan kontroversial,” pungkas Irham.
Penulis : M. Hasim
Editor. : Jesi Heny