ENREKANG, EDELWEISNEWS.COM – Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang menggelar pertemuan Evaluasi Program Gammara’na. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Pendampingan dalam pemanfaatan Paket Intervensi Gizi pada Anak dan Ibu Hamil Tingkat Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 202. Acara dilaksanakan di Bambapuang Villa & Restaurant (22/9/2021).
Evaluasi program dihadiri Bupati Enrekang Drs H Muslimin Bando, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan H. Moh. Husni Thamrin, SKM, M. Kes, Kepala Seksi Gizi, Tim Koordinasi Provinsi Prof. Dr. H. Veni Hadju, M. Sc., Ph.D, Prof Dr. Arlin Adam, SKM., M. Kes., Dr. Nadimin, SKM., M. Kes dan Dr. Andi Alim, S.KM, M.Kes. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Kabupaten Enrekang.
Dalam sambutannya Muslimin Bando menyatakan bahwa stunting merupakan tanggung jawab negara, karena jika stunting terjadi keberadaan penduduk menjadi beban negara
“Dengan demikian semua sektor wajib bergerak bersama untuk melakukan penanggulangan dalam menangani stunting di Kabupaten Enrekang,” ungkapnya.
Muslimin Bando berharap Kabupaten Enrekang sebagai bagian wilayah Indonesia, bisa berpartisipasi menurunkan beban negara tersebut.
Bupati Enrekang tersebut memberikan apresiasi terhadap program Gammarana. Dia memberi gelar pahlawan stunting kepada para Tenaga Pendamping Gizi yang ada di desa lokus.
Kegiatan pertemuan Evaluasi Program Gammara’na di tingkat Kabupaten Enrekang menghadirkan narasumber diantaranya, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan daerah (Bapelitbanda) Kabupaten Enrekang, Kepala UPT Puskesmas Buntu Batu, Kabid Kesmas Dinkes Prov. Sulsel, Tim Koordinasi Provinsi Prof. Dr. H. Veni Hadju, M. Sc., Ph.D, Prof Dr. Arlin Adam, SKM., M. Kes,. dan Tenaga Pendamping Gizi Desa Mendatte dan Kelurahan Tomenawa.
Kabid Ekonomi Sosbud Bappeda Enrekang, Aris Yasin dalam materinya menyampaikan bahwa pemfokusan program berdasarkan data, oleh karena itu konvergensi berhasil ketika analisis situasi dilakukan dengan baik.
Sementara.Husni Thamrin menyatakan bahwa kunci keberhasilan dalam penanggulangan stunting adalah perubahan perilaku.
“Seperti perilaku pola makan, pola asuh, perilaku pemelihara kehamilan, perilaku menjaga kebersihan,” ungkapnya.
Prof. Arlin Adam dalam materinya menambahkan, bahwa praktik baik yang dilakukan di Kabupaten Enrekang telah melahirkan peraturan bupati, yang menetapkan besaran alokasi 10% dana desa untuk penanggulangan stunting.
Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa lokus stunting/lokus pendampingan gizi, Camat Wilayah Desa Lokus Stunting, Kepala Puskesmas dan tim koordinasi percepatan penanganan stunting, supervisor dan pengelola program gizi Kabupaten Enrekang dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis : Andi Alim
Editor : Jesi Heny