
JAWA TIMUR, EDELWEISNEWS.COM – Sabtu, 5 Juli 2025 mempertemukan zine diantara rasa penasaran. Memperkenalkan bahwa zine adalah project untuk mencatat keabadian. Tak pelak zine sebagai pecahan dari kotak-kotak kebisingan. Hadirnya cukup memberi kebebasan untuk orang-orang menyampaikan ceritanya melalu tulisan, poster, artwork, dan banyak hal.

Sore tadi, beberapa teman-teman Cicilan Huruf masih meraba zine dengan sebuah pertanyaan. Apa sih itu zine? Bagaimana zine hadir sebagai pecahan kebisingan?
Kaisar salah satu teman Cicilan Huruf menyampaikan, bahwa zine adalah sebuah asteroid untuk menyampaikan banyak hal. Tak terkecuali kamu dari mereka yang belum pernah ada di dalamnya. Zine awalnya dipahami sebagai Megazine. Bulan ini juga adalah perayaan bulan zine internasional. Pungkasnya dengan lugas.
Pada sore kali ini obrolan Cicilan Huruf mengangkat satu tema tentang zine yang ditulis oleh salah satu penulis Makassar, yaitu Ibe. S Palogai. Menjala Kunang-kunang adalah judul zine yang ditulisnya dan diterbitkan oleh Gramedia pada 2019 lalu. Muatannya tak terlepas dari puisi dalam mengangkat bagaimana pertanyaan sebagai pelukan perpisahan.
Ketika kerikil habis dipalang petualang dan rerumputan rebah memunggungi matahari _ terasa asing lagi menghampiri, walah asal angin yang sama masih mengasapi kita. Potongan sajak dalam zine Menjala Kunang-kunang.
Zine tidak terlepas dari genggaman teman-teman. Meski banyak dari kita masih samar dengan nama zine. Harusnya zine sudah kami tahu sejak awal, agar kami bisa menulis cerita perjalanan di DR KOPI. Tutur Hasbi salah satu teman dari DR KOPI.
“Semoga zine tidak berhenti pada sore ini, tetapi bisa menjadi rangkaian kereta yang bisa membawa kita kemana-mana tanpa harus mencela keterbatasan,” tutup Sakkir di tengah obrolan zine. (*)