POSO, EDELWEISNEWS.COM – Kementerian Pertanian mendorong petani di Napu Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menjadikan bawang putih sebagai komoditas unggulan baru, sehingga daerah ini dapat menjadi sentra produksi bawang putih di Indonesia.
“Saya sudah dua kali ke Napu dalam satu bulan. Dan saya optimis sekali untuk keberhasilan tanaman bawang putih di daerah ini,” kata Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Agribisnis Luthfie Halide saat melakukan panen perdana uji adaptasi bawang putih di Desa Watumaeta, Napu, Kabupaten Poso, Sabtu (18/7/2020).
Pada lahan seluas seperempat hektar tersebut, dilakukan uji adaptasi terhadap tiga varietas bawang putih, masing masing varietas Sangga Sembayung NTB, varietas Lumbu Hijau hasil pengembangan Kementerian Pertanian, serta varietas Tinombo sebagai varietas yang akan diuji sertifikasi sebagai komoditas baru dari Sulawesi Tengah.
“Seluruh wilayah penghasil bawang putih di Indonesia sudah saya datangi, tapi entah kenapa Lembah Napu ini saya yakin bisa memenuhi kebutuhan bawang putih dalam negeri,” jelasnya.
Rencananya, bawang putih varietas Tinombo akan segera dilakukan uji DNA sebagai persyaratan sertifikasi benih. Varietas Tinombo adalah varietas lokal Sulawesi Tengah yang populer ditanam petani di Dusun Tompeng, Desa Ogoalas, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong.
‘’Hasil yang diperoleh dari uji adaptasi ini akan dijadikan benih, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan benih. Kita akan uji varietas Tinombo, Insya Allah jadi varietas nasional,” ujar Feri Munier, Kepala BPTP Sulteng.
Menurut data Kementerian Pertanian, hasil bawang putih dari para petani di Indonesia masih sangat kecil, belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dari 500 ribu ton kebutuhan warga Indonesia, petani hanya dapat memenuhi 88 ribu ton bawang putih. Sehingga, untuk memenuhinya harus mengimpor bawang putih dari negara lain.
“Karena itu, varietas bawang putih yang adaptif di wilayah ini akan dikembangkan dalam skala luas untuk mewujudkan swasembada bawang putih, yang merupakan target Kementerian Pertanian,” pungkas Luthfie. (Ant)
Editor : Jesi Heny