
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Dr. Aryati Puspasari Abady didampingi Sekretaris Dinas, Kepala Bidang Pengembangan Koleksi dan Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar menyelenggarakan sosialisasi program baru Dinas Perpustakaan, yakni Gerakan Estafet Buku.di ruang rapat Kantor Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Menara Balaikota Lt. 6 Makassar, Selasa (22/7/2025).
Program baru ini dikemas dengan nama DoBrak atau akronim dari Dropbook Bergerak, dengan mengundang 10 sekolah terpilih sebagai percontohan.
Dropbook Bergerak adalah Program yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan Kota Makassar, yang akan berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk sekolah di Kota Makassar untuk melakukan gerakan estafet buku, atau bergantian menggunakan buku, khususnya yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah tidak dibaca lagi.
Ini sebagai upaya pemanfaatan bahan bacaan seluas – luasnya kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan di Perpustakaan Sekolah dan perpustakaan binaan Dinas Perpustakaan Kota Makassar.
Ada beberapa permasalahan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar terkait program ini, dan kegelisahannya tentang perbukuan dan budaya baca.
“Permasalahan pertama banyak buku bacaan termasuk buku pelajaran/ buku paket (di sekolah tertentu) tidak lagi dimanfaatkan oleh siswa setelah mereka naik kelas atau pindah ke jenjang berikutnya. Jika diasumsikan saja setiap siswa di Kota Makassar memiliki minimal 1 buku dan jumlah siswa di Kota Makassar sebanyak ratusan ribu, maka begitu besar buku tidak termanfaatkan. Di satu sisi ada siswa yang membutuhkan dan ada juga perpustakaan sekolah yang kekurangan buku,” terang Aryati Puspasari Abady.
Program Dropbook Bergerak (DoBrak) akan diuji coba di 10 sekolah sebagai pilot project dengan skema kerja yang dijelaskan oleh Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tulus Wulan Juni.
“10 sekolah yang menjadi Dropbook Point akan menghimpun bahan bacaan yang tidak digunakan lagi oleh siswa, orang tua atau masyarakat, kemudian dilakukan pencatatan dan pemilahan. Setelah tersortir kemudian akan dijemput oleh Dinas Perpustakaan Kota Makassar untuk dihimpun dan diolah. Kemudian akan disalurkan ke perpustakaan binaan, termasuk perpustakaan sekolah yang membutuhkan,” terang Tulus.
Dan bisa jadi sebelum disalurkan akan terlebih dahulu untuk mencukupi ragam koleksi dari 10 sekolah yang menjadi percontohan sebagai bentuk jejaring kerjasama perpustakaan.
Seluruh peserta yang hadir termasuk Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan dan Pustakawan Sekolah menyambut baik dan sangat mendukung hadirnya program ini, dan meminta secepatkan dapat terealisasi.
Beberapa sekolah akan memulai mengumpulkan bahan bacaan dari siswa dan orang tua yang tidak dimanfaatkan lagi. Dinas Perpustakaan Kota Makassar akan menyusun juknis sebagai pedoman pelaksanaan program ini.
Selain di sekolah, Dinas Perpustakaan akan membuka Dropbook point di tempat umum seperti di area Car Free Day (CFD) setiap minggu dan di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Kota Makassar di Jalan kerung-kerung dan di gedung ini sekaligus menjadi pusat Dropbook di Kota Makassar.
10 Sekolah yang dipilih sebagai mitra kolaborasi dan menjadi Dropbook point adalah MTS Negeri 1 Makassar, MTS Negeri 2 Makassar, SMP Telkom Makassar, SDIT Wahdah Islamiyah Makassar, SMPIT Wahdah Islamiyah Makassar, SD Kidstar Makassar, SD Islam Athirah Makassar, SMP Islam Athirah Makassar, SD Telkom Makassar dan SMP Al-Azhar Makassar.
Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar sangat mengapresiasi dukungan 10 sekolah yang hadir dalam sosialisasi.
“Setelah nantinya diuji coba di sepuluh titik ini dan menunjukkan dampaknya, maka nantinya akan dikembangkan dibeberapa sekolah dan lokasi lainnya. Sosialisasi ini untuk mendapatkan masukan dari seluruh peserta untuk penyusunan Juknis sebagai pedoman kita bersama,” kata Aryati Puspasari Abady sebelum mengakhiri pertemuan. (TWJ)