Disdik Sulsel Gelar Halal bil Halal Virtual

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Hari kedua masuk kantor setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan acara Halal bil Halal virtual yang diikuti para pejabat Disdik Sulsel, para Kepala Cabang Dinas Pendidikan, para Kepala UPT SMA, SMK, dan SLB se -Sulsel. Acara dihadiri juga Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Ketua Komisi E DPRD Sulsel dan para pengawas.

Halal bil Halal dibuka Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Basri, S.Pd,M.Pd di ruang e-Panrita Disdik Sulsel Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea Makassar, Rabu (27/5/).

Dalam sambutannya Basri mengatakan, sudah menjadi kebiasaan sebagai umat Islam pada Hari Raya Idul Fitri untuk selalu bermaaf-maafan yang dimaksudkan untuk mencari ridha Allah.

“Mungkin secara pribadi pernah ada kata-kata atau perbuatan khilaf yang disengaja atau tidak disengaja. Sehingga di momentum Idul Fitri ini kita saling memaafkan atau berhalal bil halal,” ujarnya.

Namun, karena adanya wabah Covid – 19, acara halal bil halal, kata Basri, dilaksanakan secara virtual, sesuai anjuran pemerintah, yaitu sesuai protokol kesehatan.

Acara Halal bil Halal, lanjutnya, identik dengan berjabat tangan. Namun pada masa pandemi Covid-19 ini, berjabat tangan tidak dapat dilaksanakan, karena adanya aturan phisical distancing.

“Namun, hal ini tidak menghalangi hati kita untuk saling berjabat, karena inti memaafkan adalah memaafkan dari ke dalam hati,” imbuhnya.

Acara Halal bil Halal dimaksudkan untuk menjalin silaturrahmi sesama Keluarga Besar Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Walaupun dilaksanakan secara online karena pandemi Covid-19, namun tidak mengurangi jalinan silaturahmi.

“Jarak boleh berjauhan, apalagi ada larangan mudik. Tetapi rasa saling memaafkan tetap dekat di dalam hati kita masing-masing,” ucap Basri.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan Nur Hikmah Ibrahim dari SMAN 2 Makassar. Sementara penceramah yaitu Dr. H. Usman Jasad, SAg, M.Pd.

Pada kesempatan tersebut Ustadz Usman Jasad memaparkan eksistensi manusia sebagai mahluk sosial yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.

“Manusia yang terbaik dalam pandangan Islam adalah manusia yang manakala berbuat dosa segera sadar, lalu melakukan tobat dan meminta maaf kepada orang yang ditempati berbuat salah dan dosa,” tutur Ustadz Usman Jasad.

Penulis : M. Asri

Editor. : Jesi Heny

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Maros SULSEL

Ketua Umum Pengcab KKI Maros Ikut Jalan Santai dan Beri Penghargaan Atlit Berprestasi

MAROS, EDELWEISNEWS.COM – Dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2025, Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Khusin Ryu “M” Karatedo Indonesia (KKI) Kabupaten Maros sekaligus Pgs. Kakanminvetcad XIV-16/Maros, Kapten Inf Abdul Hamid, S.Sos., bersama jajarannya mengikuti kegiatan jalan santai serta perlombaan yang digelar oleh Keluarga Besar Pengcab KKI Maros, bertempat di Lapangan […]

Read more
LEGISLATIF Makassar SULSEL

Muchlis Misbah : Sekwan Hadirkan Disiplin dan Nilai Kebangsaan di DPRD Makassar

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Anggota DPRD Kota Makassar, Muchlis Misbah memberikan apresiasi kepada Plt Sekretaris DPRD Makassar, Andi Rahmat Mappatoba atas berbagai perubahan positif yang telah dilakukan di lingkungan sekretariat. Menurutnya, langkah awal berupa penataan area parkir dan pengaspalan halaman kantor menjadi pintu masuk bagi perbaikan yang lebih luas. “Perhatian terhadap hal-hal kecil ternyata berdampak besar […]

Read more
Bulukumba SULSEL

TALKs 2025: SaESA Membuka Jalan Kesadaran Pendidikan di Bulukumba

BULUKUMBA, EDELWEISNEWS.COM – Di sebuah desa di Bulukumba bernama Bontonyeleng, suara bambu yang bergemerisik menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan pendidikan alternatif. Sekolah Anak Desa (SaESA) meluncurkan TALKs: meluaskan kesadaran, sebuah forum yang bukan hanya berbicara soal sekolah, melainkan soal masa depan anak-anak desa. Gerakan ini lahir dari kegelisahan. Terlalu banyak anak desa yang merasa pendidikan […]

Read more