Fenomena Bebas Murni Narapidana Residivis

Oleh : Achmad Khairi, S.Tr.Pas, M.Si
(Kasubsi Registrasi BKD Bapas Makassar)

Program pembinaan Integrasi merupakan sebuah hak bersyarat bagi narapidana yang sedang ditahan di Lapas dan Rutan. Program integrasi ini terdiri dari Cuti Bersyarat dan Pembebasan Bersyarat. Narapidana akan mendapatkan program integrasi ini pada 2/3 dari masa pidananya ditambah dengan subsider jika ada dan tidak membayar denda atau ganti rugi.

Narapidana yang mendapatkan program ini selanjutnya akan mendapatkan pembimbingan di luar Lapas atau Rutan oleh Balai Pemasyarakatan melalui Pembimbing Kemasyarakatan.

Narapidana ini selanjutnya akan dibawa dari Lapas dan Rutan ke Balai Pemasyarakatan untuk diserah terimakan dan diregister pada Sistem Database Pemasyarakatan milik Balai Pemasyarakatan. Setelah itu, Narapidana yang mendapatkan program integrasi ini selanjutnya akan disebut sebagai Klien Balai Pemasyarakatan.

Klien Balai Pemasyarakatan ini akan dibimbing sampai dengan masa tanggal bebas akhir pidananya ditambah dengan masa percobaan 1 tahun bagi program integrasi Pembebasan Bersyarat.

Klien Balai Pemasyarakatan ini memiliki kewajiban untuk tidak mengulangi tindak pidana, mengikuti segala bentuk program pembimbingan yang djberikan oleh pembimbing kemasyarakatan, tidak membuat onar atau gaduh di lingkungan masyarakat, melaporkan jika klien akan berpindah domisili serta melakukan wajib lapor ke Kantor Balai Pemasyarakatan setiap 1 kali dalam 2 minggu untuk program Cuti Bersyarat dan 1 kali dalam 1 bulan untuk program Pembebasan Bersyarat.

Klien pemasyarakatan ini akan mendapatkan hukuman jika dalam masa pembimbingannya ini melanggar kewajibannya. Dalam hal klien melakukan tindak pidana kembali dalam masa bimbingan, klien akan dilakukan pencabutan program integrasi dimana klien akan kembali menjalani sisa pidana sebelumnya pada pidananya yang sekarang.

Namun pada faktanya, banyak klien pemasyarakatan yang kembali mengulangi tindak pidana dan masuk kembali ditahan di Lapas dan Rutan namun tidak diketahui oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Tentu saja ketidaktahuan Pembimbing Kemasyarakatan dengan kondisi kliennya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti jumlah klien yang tidak sebanding dengan jumlah Pembimbing Kemasyarakatan, wilayah kerja yang sangat luas, beban pekerjaan diluar pembimbingan yang banyak serta tidak kooperatifnya klien dalam masa pembimbingan yang sangat susah untuk dihubungi atau ditemui.

Klien yang kembali ditahan di Lapas dan Rutan ini mengetahui betul apa yang menjadi risikonya jika Pembimbing Kemasyarakatannya mengetahui dirinya kembali mengulangi tindak pidana, yaitu akan dilakukan pencabutan program integrasi yang tentu saja akan menambah lama masa pidananya yang sekarang, sehingga klien ini akan berupaya semaksimal mungkin agar tetap tidak termonitor oleh Pembimbing Kemasyarakatannya kalau dia sudah ditahan kembali di Lapas dan Rutan.

Untuk itu, banyak klien yang berupaya agar tidak mau berurusan dengan Balai Pemasyarakatan pada kasusnya yang sekarang, untuk menghindari termonitor oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Seperti menolak untuk mendapatkan program integrasi dan lebih memilih untuk bebas murni, dengan harapan tidak termonitor sehingga tidak mendapatkan pencabutan integrasi yang akan memperlama klien ditahan.

Untuk mengatasi fenomena ini, perlu kehadiran Kantor Wilayah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk melakukan pengawasan pada setiap Lapas dan Rutan di wilayahnya untuk melaporkan setiap Narapidana yang akan bebas murni, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi untuk memastikan bahwa narapidana yang akan bebas murni ini bukan merupakan residivis yang melakukan tindak pidana pada masa pembimbingan di kasus sebelumnya.

Dengan adanya pengawasan ini, tentu saja tidak akan ada celah lagi bagi Narapidana residivis yang berupaya menghindari berurusan dengan Balai Pemasyarakatan dengan bebas murni pada kasusnya yang sekarang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Makassar SULSEL

Jaga Citra Pemerintah, Munafri Minta ASN Hindari Flexing dan Perilaku Berlebihan

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Dalam suasana tertib namun penuh perhatian, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyampaikan arahan yang menekankan pentingnya etika dan profesionalisme. Ia mengingatkan bahwa setiap gerak dan ucapan ASN mencerminkan wajah pemerintah di mata masyarakat. “Saya mengingatkan dan meminta seluruh jajaran Pemkot untuk menjauhi perilaku pamer atau flexing, khususnya di media sosial, dan lebih […]

Read more
Makassar SULSEL

Hasil Operasi Sikat Lipu-2025, Polda Sulsel dan Jajaran Berhasil Ungkap 265 Kasus

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) bersama seluruh jajarannya melaksanakan Operasi Kepolisian Kewilayahan dengan sandi Sikat Lipu-2025. Operasi ini berlangsung selama 20 hari, terhitung mulai tanggal 27 Agustus hingga 15 September 2025, dengan fokus penegakan hukum terhadap tindak pidana penganiayaan, pencurian, pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), serta pencurian kendaraan […]

Read more
Makassar Olahraga TNI / POLRI

PJU Kodaeral VI Sukses Masuk Finish di TNI Elite Marathon HUT TNI ke-80 di Makassar

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Para Pejabat Utama (PJU) Kodaeral VI berhasil menuntaskan TNI Elite Marathon dalam rangka HUT TNI ke-80 yang diselenggarakan di Makassar, meski harus menempuh jarak puluhan kilometer yang menantang, Minggu (14 September 2025). PJU Kodaeral VI yang berhasil masuk finish adalah Asisten Operasi (Asops) Dankodaeral VI Kolonel Laut (P) Agus Tri Ariyanto, S.T., […]

Read more