MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – SD Negeri Rappocini untuk pertama kalinya masuk 6 besar Lomba Inovative Major Award (IMA) 2023, yang diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Makassar. Kepastian ini disampaikan Kepala UPT SPF SD Negeri Rappocini, Juli Astutik, S.Pd, M.Pd, Sabtu (28 Oktober 2023).
Enam besar lomba inovasi daerah 2023 itu, terdiri dari “Halte Literasi” yang merupakan inovasi SD Negeri Rappocini, “Jampangi Anak’ta” (RS Daya), “Karamel Gula” (PKM Mamajang), “Kepiting” (SDN Sudirman IV), “Sipakatau” (Inspektorat), dan “Pentas Jumat” (Dinas Kesehatan). Tahap selanjutnya, yakni verifikasi lapangan oleh tim penilai lomba IMA, yang akan berlangsung pada Senin (30 Oktober 2023).
Dalam video profil inovasi “Halte Literasi” di kanal YouTube UPT SPF SDN Rappocini, disampaikan bahwa membaca merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena sebagai pintu gerbang pengetahuan. Dengan membaca, kita bisa mendapat informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan.
Sayangnya, berbagai data menyebutkan bahwa indeks membaca kita, dalam beberapa tahun terakhir, terbilang rendah. Bahkan menurut PISA (Programme for International Student Assessment), negara kita termasuk 10 negara dengan tingkat literasi rendah.
PISA merupakan sebuah tes yang dirancang oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (Organisation for Economic Co-operation and Development atau disingkat OECD). Organisasi ini menilai kemampuan membaca, matematika, dan sain pada siswa Indonesia yang telah/hampir menamatkan pendidikan dasarnya.
Harus diakui bahwa kesadaran peserta didik akan pentingnga membaca masih rendah. Ini jadi sebab kurangnya minat membaca. Selain kesadaran peserta didik, fasilitas yang kurang memadai juga bisa jadi penyebab rendahnya minat membaca.
Di sekolah yang berada di Jalan Cilallang Jaya No. 30, Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini itu, diakui faktor minimnya fasilitas pendudukung ini. Perpustakaan Pijar Ilmu, yang dimiliki sekolah, juga berukuran kecil. Sehingga tidak sesuai dengan rasio peserta didik. Bahan bacaan yang tersedia di Pojok Baca yang ada di setiap kelas juga kurang bervariasi. Peserta didik merasa jenuh hanya membaca di dalam ruangan saja.
Dari berbagai permasalah itu, upaya nyata yang dilakukan SD Negeri Rappocini adalah dengan membuat program inovasi sekolah, yang dinamakan “Halte Literasi”.
“Ide inovasi ini bermula, ketika kami melihat anak-anak pulang sekolah, sambil menunggu, mereka bisa memanfaatkan dan mengefisienkan waktu dengan membaca buku. Dengan membaca buku ini, diharapkan bisa menambah kemampuan literasi anak,” jelas Juli Astutik dalam video inovasi itu.
Pergantian shift belajar kelas 1 dan kelas 2, antara pukul 10.00 wita, tambah Juli Astutik, juga jadi dasar pemikiran lahirnya inovasi ini. Bagi peserta didik, adanya inovasi ini memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan.
Pembuatan video inovasi ini menjadi persyaratan dan indikator penilaian IMA 2023, yang diakan oleh Balitbangda Kota Makassar. Lewat “Halte Literasi” itu, anak-anak membaca di luar ruang kelas. Sebelum jam masuk sekolah atau setelah pulang sekolah, sambil menungggu jemputan orangtua, anak-anak bisa membaca di “Halte Literasi” yang berada tak jauh dari pintu gerbang sekolah.
Ada piket yang bertugas setiap hari melayani pemustaka, yang mengakses “Halte Literasi” ini. Petugas piket berasal dari orangtua siswa. Sehingga program ini juga menggunakan pendekatan partisipatif-kolaboratif. Orangtua yang bertugas sebagai piket tergabung dalam komunitas Gesit Ta’ (gerak cepat selalu inovatif keluarga kita).
Beragam judul dan tema buku, diharapkan dapat meningkatkan minat membaca peserta didik di sekolah ini. Sehingga, bisa jadi solusi terhadap persoalan rendahnya literasi selama ini. Dari data yang dihimpun, tergambarkan bahwa jumlah peserta didik yang memanfaatkan “Halte Literasi”, baik saat menunggu pergantian jadwal belajar, maupun menunggu jemputan saat pulang sekolah adalah sebanyak 381. Saat ini, jumlah siswa SD Negeri Rappocini sebanyak 494 siswa.
“Sambil menunggu orangtua, anak-anak bisa memanfaatkan “Halte Literasi” ini. Mereka bisa mendapat banyak informasi dan pengetahuan lewat buku-buku yang disediakan pihak sekolah,” begitu pernyataan salah satu orangtua dalam video inovasi SD Negeri Rappocini.
Bukan cuma anak-anak, orangtua pun mengaku memanfaatkan “Halte Literasi” untuk membaca dan menambah wawasan mereka. (*)