MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Inovasi Tali Buku Setahun atau Tamat Lima Buku Setahun diperkenalkan oleh Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tulus Wulan Juni kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi-Selatan, Andi Parenrengi dan Kepala Bidang Perpustakaan, Yulianto saat mengikuti kunjungan kerja dan silaturahmi pejabat struktural dan Fungsional Dinas Perpustakaan Kota Makassar ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi-Selatan, Kamis (9/2/2023).
Tulus juga menyerahkan 2 Buku, masing-masing Buku Inovasi Sentuh Pustaka dan Buku Kontrol Literasi/ Book Control Literacy (BCL) sebagai kewajiban serah simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR).
“TALI Buku Setahun ini adalah program sepaket dengan Sentuh Pustaka. Buku Sentuh Pustaka untuk program penataan Perpustakaannya dan setelah mengikuti akreditasi dilanjutkan dengan program literasinya melalui TALI Buku Setahun dengan instrumennya ada Buku Kontrol Literasi, ” terang Tulus.
Kepala Bidang Perpustakaan mengapresiasi dan menyambut baik program ini menurutnya sangat sesuai setelah pasca akreditasi. “Inovasi ini sangat baik untuk keberlanjutan setelah akreditasi karena ada beberapa Perpustakaan Sekolah kalau sudah mengikuti akreditasi biasanya menganggap sudah selesai dan kembali lagi seperti sebelum akreditasi padahal akreditasi itu baru awal, seharusnya setelah akreditasi dikembangkan dengan berbagai kegiatan literasi, inovasi TALI Buku ini sebagai jawabannya,” ungkap Yulianto.
TALI Buku Setahun mulai diujicoba di 7 sekolah, 3 SMP dan 4 SD baik negeri dan swasta dari 36 sekolah yang telah mengikuti Akreditasi Perpustakaan Sekolah.
“Program ini difokuskan dulu untuk perpustakaan sekolah yang telah mengikuti akreditasi dan yang telah siap mengikuti akreditasi. Bagi yang belum mengikuti akreditasi dan belum siap diminta fokus dulu penataan perpustakaannya dan mempersiapkan diri mengikuti akreditasi. Insyaallah tahun ini ada 50 Perpustakaan Sekolah di Kota Makassar yang bersiap mengikuti akreditasi,” tutur Tulus.
TALI Buku Setahun adalah salah satu upaya peran perpustakaan mendorong sisi literasi dalam dunia pendidikan. Saat ini Kemampuan membaca siswa Indonesia berada di urutan ke-71 dari 76 Negara, berdasarkan Survey Program for Internasional Student Assessment (PISA) bahkan angka tersebut stagnan selama 10 tahun terakhir. Rapor pendidikan setiap sekolah khususnya untuk literasi dan numerasi masih sangat rendah bahkan ada yang nol koma.
Tragedi nol buku seperti yang diungkapkan sastrawan dan budayawan Taufik Ismail yang merujuk survey Unesco mengatakan, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% atau dari 1,000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca bisa menjadi benar adanya.
“Semoga TALI Buku Setahun ini bisa menjadi salah satu solusi dari masalah literasi negeri ini dan sebagai bentuk peran Perpustakaan di dunia pendidikan. Berdasarkan Survey Unesco, anak-anak di negara-negara di Asia mampu menamatkan buku berkisar 1 hingga 3 buku per tahun, kita masih nol. Jika program ini berjalan sesuai target 5 buku per tahun, Insyaallah kita bisa melampaui negara-negara Asia. TALI Buku Setahun juga dikemas untuk melatih 4 keterampilan berbahasa sejak dini yang juga 4 Kemampuan dasar berliterasi yakni kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis,” pungkas Tulus. (TWS)