Katto – katto, Kembalinya Permainan Masa Lalu

Oleh : Sudirman Muhammadiyah

Permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, sebuah barang atau sesuatu yang pada umumnya digunakan untuk hiburan atau kesenangan, dan kadang-kadang digunakan sebagai alat pendidikan atau alat peraga.

Permainan lahir dari masa ke masa berikutnya, ada permainan rakyat, ada pula permainan populer atau modern, fungsi dan manfaatnya untuk dijadikan alat membuat yang bermain senang dan bahagia.

Dalam tulisan terbatas dan dibatasi ini, penulis tertarik membahas permainan anak – anak dulu diera 70an, yakni Katto – katto yang akhir – akhir ini marak di Kota Makassar. Fenomena ini jadi menarik dimana anak – anak sekarang telah terbius dengan permainan online. Tiba tiba tertarik sebuah permainan masa lalu, yakni katto katto, mungkin jiwa kreatif atau rasa bosan anak-anak main game online yang hanya instan di maya. Bisa jadi Katto – katto menjadi sebuah tantangan adrenalin yang butuh gerak, skill kelincahan dan nyata bergerak dan melahirkan gerak, dan bunyi bukan di download atau butuh chip.

Sebuah transisi atau hanya jedah sesaat. Selanjutnya rebahan membuat mata lelah. Semoga fenomena ini bertumbuh dan menjadi cule – cule alternatif di tengah gempuran game online.

Bagi anak remaja era 90-an, pernah merasakan perihnya bermain Katto – Kkatto alias Latto -latto.

Permainan Katto – katto sebenarnya adalah mainan yang lahir dari anak-anak Amerika Serikat yang diberi nama Clackers Balls Toys.

Permainan ini ada sejak era tahun 1960-an. Namun saat ini kembali digemari oleh anak-anak Zaman Now. Bahkan orang dewasa sekalipun. Saya mencobanya kembali meminjam katto – katto anak yang lincah memainkamnya, ternyata masih bisa walaupun benjol – benjol tangan.

Katto/katto atau Latto-latto atau clackers juga dikenal sebagai Clankers, Ker-Bangers, dan banyak nama lainnya adalah mainan yang mulai populer di akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Pada tahun 1968, model bola kaca tempered muncul yang pada akhirnya akan pecah, mengirimkan pecahan kaca ke wajah pengguna dan siapa pun di dekatnya.

Pada awal 1970-an, pabrikan mengubahnya menjadi bola plastik yang tergantung pada setiap tali. Ketika mereka diayunkan ke atas dan ke bawah, membenturkan satu sama lain dengan banyak kekuatan, mereka membuat suara “klak” yang keras.


Clackers memiliki penampilan yang mirip dengan bola, orang Argentina senjata.

Mereka dibentuk dari dua bola padat polimer, masing-masing berdiameter sekitar 2 inci (5 cm), melekat pada tab jari dengan tali yang kokoh.

Pemain memegang tab dengan bola tergantung di bawah dan melalui gerakan tangan ke atas dan ke bawah, membuat kedua bola berayun terpisah dan mundur bersama-sama, membuat suara klak yang memberi nama mainan itu.

Dengan latihan seseorang dapat mengayunkan bola sehingga keduanya saling bertubrukan baik di atas maupun di bawah tangan.

Permainan ini sangat bermanfaat untuk skill dan kesimbangan dan kelincahan  buat anak anak. Masih banyak permainan yang perlu kita ajarkan kembali ke generasi gadget sekarang.
Lompat tali, magasin, petak umpet, engrang, dll. Semua permainan rakyat memiliki pilosofi yang luar biasa.

Ternyata memang sedikit atau banyak output dari ragam permainan  jaman dulu itu memang berpengaruh pada kita sekarang ini.

Penciptaan karya cipta karsa sebuah permainan memang ternyata harus dipikirkan dengan matang. Harus mengandung makna dan nilai filosofis yang dalam supaya bisa diimplementasikan di kemudian hari agar pengetahuan, afrktif dan psikomotoriknya berkembang.

Sebagai orangtua di era modern saat sekarang, sepantasnya sebagai jangan sampai lupa mengenalkan dan mengajarkan permainan tempo dulu. Karena nilai filosofinya sangat tinggi di banding game game online sekarang ini. Manfaat permainan zaman dulu baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak anak kita. Karena dalam permainan tempo dulu kemampuan anak kita mendapat stimulus atau ransangan untuk pengembangan otak dan pisik.

  • Diolah dari berbagai sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pojok Makkanreguru

Memahami Filsafat : Teori-Teori Kebenaran

Oleh : Sudirman Muhammadiyah Seorang manusia  memiliki akal dan juga berusaha untuk menemukan sebuah kebenaran. Salah satu cara yang sudah ditempuh untuk memperoleh kebenaran, yaitu  dengan metode melalui pengalaman atau empiris, lalu pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip/ hasil – hasil yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dan dapat dimengerti. Berbagai […]

Read more
Artikel Makassar Pojok Makkanreguru

Teori Tabularasa Empirisme (John Locke dan Francis Bacon)

Oleh : Dr.Sudirman, S.Pd., M. Si A.Tentang John Locke John Locke adalah seorang filsuf Inggris dari paham empirisme yang cukup terkenal. John Locke lahir pada tanggal 29 Agustus 1632 di Wrington Inggris dan meninggal pada tanggal 28 Oktober 1704. Pada tahun 1646, tepatnya ketika  John Locke berusia 14 tahun, dia diterima di Westminster School. Di […]

Read more
Makassar Pojok Makkanreguru

Catatan Kuliah Materi Pendidikan Pancasila

Oleh : DR. Sudirman Muhammadiyah A. PrologPendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata […]

Read more