Duta Pencegahan Covid – 19 adalah Program Pemprov Sulsel untuk OTG dan ODP

0
221

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Program Rekreasi Duta Covid-19 merupakan program karantina terpusat yang disediakan oleh Pemprov Sulsel. Program ini diperuntukkan khusus untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) serta orang-orang yang konfirmasi positif tanpa gejala, dan secara sosial mereka tidak layak untuk isolasi mandiri.

Konsep karantina terpusat, bukanlah hal yang baru dalam menangani wabah dan pandemi penyakit menular termasuk dalam penanganan Covid-19. Negara seperti China, Korea Selatan dan Singapura dan Australia telah menerapkan sistem karantina terpusat dalam penanganan Covid-19.  

Karantina terpusat merupakan intervensi dengan prinsip memisahkan yang sakit dari yang sehat. Secara umum, konsep karantina terpusat  adalah merawat mereka yang positif, suspec dan kontak erat di fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan agar orang infeksius tidak menularkan kepada yang sehat, dan mendapatkan perawatan dini sehingga dapat langsung dirujuk dan ditangani jika kondisi mereka mengalami gejala.

Mengapa dilakukan karantina terpusat, bukan isolasi mandiri? Karena isolasi mandiri kurang efektif di Indonesia. Pertama, isolasi mandiri bersifat sukarela sehingga memungkinkan suspek dan kasus tanpa gejala dapat berjalan-jalan dan menularkan ke masyarakat umum. Kedua,  isolasi mandiri tidak efektif di kawasan padat penduduk , yang mana satu rumah dapat dihuni oleh dua sampai tiga kepala keluarga. Ketiga, potensi orang muda tanpa gejala yang membawa virus bercampur dengan orang tua, kelompok rentan dan yang memiliki penyakit penyerta.

Menurut Husni Thamrin, koordinator program tersebut, untuk program karantina  terpusat di Sulawesi Selatan yang menargetkan OTG dan ODP dilaksanakan di dua hotel, yaitu Swiss Bell dan Four Points. Saat ini, baru Swiss bell yang beroperasi. Jika Swiss Bell penuh maka pemrov akan menyiapkan Hotel Four Points.

“Kelebihan dari program yang ditawarkan oleh Pemprov Sulsel ini adalah selain pemantauan kesehatan oleh tim medis 24 jam, dukungan psikologis juga diberikan kepada peserta. Menu makanan juga disusun ketat untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan gizi dari peserta, seperti diet tinggi kalori dan tinggi protein) agar cepat pulih dan sembuh,” terang Husni Thamrin.

Lanjutnya, demikian juga halnya dengan protap dan SOP telah memenuhi standar WHO dan Kementerian Kesehatan. Dalam hal pencegahan dan pengendalian infeksi, semua prosedur mengikuti SOP dari WHO. Semua relawan, petugas dilengkapi dengan APD sesuai dengan level dari tugas masing-masing. Semua petugas termasuk pegawai hotel sebelum masuk bertugas dilakukan rapid test,.dan diulang setiap 10 hari untuk menjaga keselamatan para petugas dan relawan.

“Strategi ini diharapkan dapat memutus mata rantai penularan dan penyebaran penyakit Covid-19 di Sulawesi Selatan. Jika dilakukan terpusat di Makassar, maka diharapkan dapat mencegah penyebaran dan muculnya epicentrum baru kabupaten/kota lain. Selain itu, strategi ini terbukti efektif di negara seperti Singapura dan Korea Selatan, tanpa harus melakukan lockdown atau karantina wilayah,” imbuh Husni Thamrin lagi.

Semua peserta yang masuk akan discreeninng dengan rapid test sebelum ikut program ini. Algoritma pemeriksaan lab. dibuat sesuai dengan alur dari Kementerian Kesehatan. Swab PCR akan dicek menjelang akhir masa karantina. Penempatan kamar akan dilakukan berdasarkan status dari peserta serta hasil pemeriksaan laboratoriumnya.

“Mereka melakukan aktifitas di dalam kamar, makan dan beribadah di kamar. Untuk meningkatkan kebugaran dan imunitas maka pada pagi hari mereka dengan secara bergilir dan teratur keluar berjemur dan senam sambil diedukasi tentang covid-19 sehingga mereka akan pulang dalam keadaan sehat dan menjadi Duta Covid-19 berbasis masyarakat,” jelasnya.

Program ini merupakan program Pemerinrah Provinsi Sulawesi Selatan dan Gratis.

Penulis : Andi Alim

Editor. : Jesi Heny

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini