Iwapi Sulsel Menggelar Gerakan Kemitraan Menjaga Bumi

0
345

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Iwapi Sulsel melakukan gerakan kemitraan menjaga bumi dengan mengurangi sampah plastik. Pembukaan gerakan tersebut dilakukan di Hotel Phinisi Point Mall Upperground (5/2/2020) dan dihadiri oleh Walikota Makassar, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan B3, Konsulat Jenderal Australia, serta organisasi wanita se -Sulawesi Selatan.

Ketua Panitia Ida Noer Haris melaporkan bahwa, kemitraan menjaga bumi terlaksana karena adanya kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan. “Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan, seperti seminar kesehatan dan pemeriksaan kesehatan, diskusi dan bincang -bincang platik smart city, rampok plastik dan lainnya,” terang Ida Noer.

Rampok plastik dilakukan pada hari Minggu di Pantai Losari antara pukul 06.00 sampai pukul 09.00 pagi. Bagi yang membawa botol plastik akan ‘dirampas’ dan diganti dengan botol air minum bukan berbahan plastik.

Dalam sambutanna Muh. Firda yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan mengatakan, sampah plastik harus menjadi perhatian, terutama di lokasi destinasi wisata. “Di lokasi wisata sampah plastik cukup banyak. Dan sampah plastik menjadi salah satu ancaman. Contohnya di Rammang – Rammang, salah satu keindahannya adalah sungai. Jika sungai tertutupi sampah, maka keindahannya akan tertutupi juga,” jelasnya.

Dia menegaskan, bahwa menjaga bumi harus dilakukan bersama. Dan edukasi harus terus -menerus dilakukan untuk menjaga lingkungan. Menjaga bumi harus dilakukan untuk kehidupan keberlanjutan. “Saya berharap gerakan ini akan terus berlanjut, sampai kita dapat mengelola sampah yang ramah lingkungan. Pemerintah Sulsel menempatkan issu lingkungan sebagai prioritas utama. Hal ini termuat dalam RPJMD 2019-2023,” imbuh Muh. Firda.

Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan Liestiaty F. Nurdin mengingatkan akan bahaya sampah plastik. Dia meminta agar mulai sekarang sudah tidak ada lagi plastik pada meja -meja kerja organisasi perempuan di Sulsel.

“Bumi kita sudah semakin tua. Kita harus menjaganya dengan baik, sudah banyak perubahan lingkungan yang ada di sekitar kita, karena lingkungan yang sudah mulai berubah,” tegas Lies.

Hasil penelitian yang dilakukan Unhas menyebutkan, perairan laut mulai dari Makassar sampai Barru, diatasnya sudah terapung mikro plastik. B”agaimana dengan ikan kita. Orang Makassar belum mau makan kalau tidak makan ikan, maka kita harus menjaganya,” imbuhnya.

Sementara Direktur Pengelolaan Sampah dan B3 Vivien Ratnawati menjelaskan, ada tiga pendekatan yang dilakukan pemerintah dalam memerangi/pengelolaan sampah. Yaitu, mengurangi pemakaian plastik, kedua daur ulang sampah menjadi nilai ekonomi, dan yang ketiga dengan menggunakan teknologi, sampah di olah menjadi listrik.

Dipaparkan Pemerintah Joko Widodo, imbuh Vivien, pemerintah bertekad tahun 2025, sebanyak 70% sampah plastik sudah tidak dibuang ke laut.

“Di Indonesia, penggunaan sedotan juga menjadi masalah. Kita menggunakan sedotan sebanyak 93 juta buah sehari. Jika dideret maka bisa sepanjang dari Jakarta ke Meksiko. Maka mari kita arif untuk tidak menggunakan plastik,” pungkas Vivien.

Penulis : M. Hasim

Editor. : Jesi Heny

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini