
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Saat ini bisnis startup tengah menjadi tren. Tetapi sebuah bisnis yang masih dalam taraf start-up dan business acceleration dinilai memiliki risiko kegagalan yang tinggi, meskipun sudah cukup mapan melalang buana di industrinya.
Beberapa data yang dirilis dari studi yang menyangkut entreprenurship menunjukkan bahwa, 90% dari total startup mengalami kegagalan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penanganan terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul saat menjalankan usaha.
Untuk mengantisipasi kegagalan, diperlukan sebuah skema pengelolaan risiko usaha yang bisa diimplementasikan oleh para pelaku usaha, khususnya bagi yang masih dalam tahap awal pembentukan dan pengembangan usaha.
Online Session Communivation kembali hadir yang merupakan Communivation ke-14 yang diselenggarakan oleh Makassar Digital Valley (MDV) dengan topik : Manajemen Risiko Perusahaan Rintisan : Risk and Solutions”, Minggu (29/112020).
Online Session Communivation kali ini, Makassar Digital Valley menghadirkan Tri Wahyudi (Founder & CEO Muslimlife), Yuriadi (Founder & CEO Greenscope), Cristianto Rian Tarra (VP Business Development TARRA) dan Ahyar Muawwal (Resident Mentor Indigo Makassar Digital Valley) yang dipandu oleh Moderator, Fordyta Abubakar (Mobile Engineer HELPer Indonesia).
“Telah banyak studi yang memaparkan tentang 90% dari total startup itu akan mengalami kegagalan. Hal ini penting untuk diketahui para founder startup, untuk melihatnya sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan. Mulai dari tim yang solid, market yang ready dan juga funding, sehingga manajemen risiko ini penting agar bisa menjadi lompatan bagi startup untuk naik ke level yang lebih tinggi,” ujar Ahyar Muawwal dalam Online Session ini.
Lebih lanjut Yuriadi selaku Founder dan CEO Greenscope yang juga merupakan startup binaan Makassar Digital Valley menyampaikan perlunya para founder startup untuk mengidentifikasi risiko dari awal, sebelum menentukan model bisnis startupnya.
“Selain itu startup yang kita kembangkan juga harus adaptif dan melihat timing yang tepat saat mendelivery kepada pengguna, serta yang terpenting memenuhi kebutuhan pengguna,” tutur Yuriadi.
Kemudian Tri Wahyudi dalan Online Session ini menjelaskan bahwa trust juga menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh para founder, karena model bisnis bisa kapan saja berubah.
“Di Muslimlife, selama pandemi ini kami menawarkan layanan pembelajaran Bahasa Arab kepada pengguna. Meskipun di sisi lain ini merupakan sebuah ketidakpastian yang nyata, namun hal itu merupakan peluang karena melihat masyarakat saat ini yang sudah go digital,” katanya.
Sementara Cristianto Rian Tarra mengatakan, risiko sebenarnya sesuatu yang bisa dikelola. Namun penting bagi founder untuk mengidentifikasi risiko.
“Karena kadang hal tersebut justru menghambat tujuan kita dalam mengembangkan startup mengingat startup selalu penuh dengan ketidakpastian,” ujar Cristianto Rian Tarra.
Sementara S. Ariyani selaku General Manager Makassar Digital Valley menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pembicara yang telah memberi semangat baru kepada para founder startup yang bergabung pada Online Session Communivation kali ini .
“Semoga bisa terus mengembangkan startupnya ke level yang lebih tinggi terlebih pada masa pandemi ini,” pungkasnya.
Penulis : Adrianty
Editor. : Jesi Heny