
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Sampai hari ketiga pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jalur zonasi masih berlangsung tertib dan lancar. Sejumlah pengaduan yang masuk ke Posko Helpdesk Panitia PPDB Disdik Sulsel memang mengalami penurunan dibanding hari kedua dan pertama jalur zonasi.
Ini diakui Koordinator Tim IT PPDB Disdik Sulsel, Dra. Hj. Andi Hidayati, M.Pd ketika ditemui di Posko Helpdesk PPDB di Gedung Guru Disdik Sulsel, Rabu (1/7/2020).

“Berkurangnya pengaduan ke Posko Helpdesk, berkat adanya sosialisasi yang diberikan setiap hari kepada pengunjung. Tidak itu saja, tapi juga karena adanya koordinasi dan komunikasi yang lancar antara Posko Helpdesk dengan Cabang Dinas Pendidikan dan juga sekolah,” terang Andi Hidayati yang juga Kepala UPT PTIKP Disdik Sulsel ini.
Andi Hidayati selalu mengingatkan dan menekankan kepada anggotanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, harus mengutamakan pelayanan prima, cepat, tuntas dan ramah serta dengan senyum.
“Kalau masyarakat dilayani dengan baik, mereka akan puas. Kalau mereka puas, beban kita akan berkurang,” imbuhnya.
Dalam pelayanan, Tim Helpdeks, kata Hidayati, tidak segan-segan memberikan simulasi kepada orang tua siswa. Seperti yang terjadi siang tadi, orang tua calon siswa yang mendaftar di SMA Negeri 17 Makassar mengklaim jarak zonasi terlalu jauh, yaitu kurang lebih 150 meter, padahal menurut yang bersangkutan lokasi rumahnya persis di belakang tembok SMAN 17.
Setelah ditarik garis titik koordinat sekolah ke rumahnya, kata Andi Hidayati, memang benar jaraknya kurang lebih 150 meter, sebab titik koordinat sekolah berada di kantor SMAN 17, berada jauh di depan sekolah, bukan di tembok belakang sekolah.
“Dengan simulasi yang kita peragakan, mereka mengerti dan puas,” ujar Andi Hidayati.
Andi Tasrif, S.Sos, MM, salah seorang Tim IT PPDB Disdik mengatakan, untuk mengatasi jarak zonasi yang sering tidak terbaca dengan baik oleh system, dia berharap kiranya para kepala sekolah atau operator sekolah mengingatkan calon siswa menulis atau mengisi secara jelas dan lengkap alamat tempat tinggal calon siswa.
Misalnya, kata Andi Tasrif, calon siswa menuliskan alamat Jl. G.L Battang, pasti maps akan membaca jaraknya 200 km dari sekolah yang dituju, sebab alamat yang dimaksud berada di Kota Palopo. “Jadi kita harus menuliskan secara lengkap, yaitu Jalan Gunung Lompo Battang,” terang Tasrif. (hum)
Editor. : Jesi Heny