MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – SD Negeri Parinring, Kota Makassar, punya cara berbeda merayakan Hari Ulang Tahun Kota Makassar yang ke-417, pada Sabtu, 9 November 2024.
Sekolah Dasar yang berada di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala ini, merayakan hari jadi kotanya dengan menggelar literasi puspa dan satwa kepada murid-muridnya. Bentuk kegiatan ini dilakukan mengingat sekolah ini tengah menuju Adiwiyata nasional. Sehingga literasi satwa dan puspa diharapkan bisa semakin membuat anak memahami menjaga ekosistem lingkungan.
“Sekolah kami memadukan kegiatan perayaan HUT Kota Makassar dan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, yang diperingati setiap tanggal 5 November,” jelas Kepala UPT SPF SD Negeri Parinring, Andi Etty Cahyani, S.Pd di sekolahnya Jalan Tamangapa Raya 5 Nomor 40C.
Ada tiga kegiatan yang dilakukan, tambah Andi Etty. Yakni, lomba mewarnai gambar puspa dan satwa bagi murid-murid kelas 1 dan 2. Pembelajaran dengan tema puspa dan satwa untuk anak-anak kelas 3 dan 4. Sedangkan bagi mereka yang duduk di bangku kelas 5 dan 6, diajak berdonasi tumbuhan atau tanaman bunga untuk sekolah.
Sekolah yang dipimpinnya itu, kata Andi Etty, berupaya mewujudkan kota ini sebagai kota Adipura. Apalagi tema HUT Kota Makassar, tahun ini adalah “Makassar Tangguh, Sejahtera, dan Bahagia”. Tema ini diharapkan dapat menjadi pembawa kebahagiaan dan rasa bangga untuk warga Makassar.
Ditambahkan, dia menyampaikan hari jadi Kota Makassar di sekolahnya beda perayaannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila pada tahun lalu, membawa kue-kue tradisional dan pakai baju adat. Maka tahun ini yang mengenakan busana adat hanya para guru.
Donasi tanaman itu diterima masing-masing guru kelas 5 dan kelas 6. Saleha, S.Pd dari kelas 5A dan Sri Hastuti, S.Pd dari kelas 5B menerima donasi tanaman dari siswanya. Begitupun Nur Qalbi, S.Pd, kelas 6A, dan Marhana, S.Pd, kelas 6B.
Materi “Keanekaragaman Puspa dan Satwa Nasional”, sebagai bagian pembelajaran disampaikan oleh Citra Pertiwi, S.Pd, guru kelas 3A. Sementara di kelas 4B, Nurdiana, S.Pd memberi materi tentang cara melestarikan puspa dan satwa, dan contoh-contoh satwa dan puspa yang dilindungi.
Pembelajaran ini penting mengingat peran flora dan fauna dalam kehidupan manusia. Juga sebagai upaya meningkatkan kepedulian dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Intinya, anak-anak diharapkan akan semakin cinta pada flora dan fauna.
Literasi dengan semangat untuk menanamkan cinta lingkungan sejak dini bagi anak-anak juga diadakan dalam bentuk lomba mewarnai gambar puspa dan satwa. Hasilnya, terbaik 1 diraih Nur Azizah, terbaik 2 oleh Andi Alifa Faiza, dan terbaik 3 diraih oleh Muh Isra Wahid. (*)