MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Tadi malam, Sabtu (29/5/2021) beberapa WAG di gadget saya kembali diramaikan kabar duka. Makassar kembali kehilangan seorang ustadz yang low profile dan sederhana. Dialah Ustadz Muhammad Ridwan Patta Bone. Saya dan beberapa sahabat dekat memanggilnya dengan Ustadz Patta Bone.
Ustadz Patta Bone adalah putra kelahiran Lambongan Tanaberu, Desa Bontona Saluk, Kecamatan Bontomate’ne Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Ia dilahirkan di Lambongan Tanaberu Selayar pada 18 April 1954 dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Tanri Giling dan Sitti Nurung.
Sejak ia meninggalkan tempat kelahirannya Lambongan sebuah pedalaman terpencil di Selayar menuju Kota Makassar, Patta Bone telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk berdakwah dari masjid ke masjid, baik saat di Jayapura dan Makassar.
Tahun 1980 – an Muballiq Muhammadiyah dan IMMIM ini pernah ditugaskan di Tembagapura dan Amamapare (PT Freeport Indonesia Incoporated of Tembagapura Papua). Tak berhenti di PT Freeport saja, beliau melanjutkan dakwah ke Kota Sorong Irian Jaya. Bahkan, Muhammad Ridwan Patta Bone pernah menduduki jabatan Kepala Sekolah di SMP Al Amin YAPIS Sorong.
Selain sebagai pendakwah, Patta Bone juga piawai dalam dunia jurnalistik. Ia cukup produktif menulis cerita anak – anak, puisi, esai serta opini. Tulisannya pernah dimuat di beberapa media di Makassar, antara lain Harian Pedoman Rakyat dan Harian Fajar di Makassar. Selain itu, beliau juga aktif berkontribusi dibeberapa penulisan buku yang digagas oleh Ikatan Penulis Indonesia Makassar (IPIM) Sulawesi Selatan, diantaranya, Mata Kata Amiruddin Maula, SYL SWOT-Syahrul Yasin Limpo, HM Akib Patta sang Bupati Vanili serta Ince Langke IA Politisi Magnet. Serta masih banyak lagi yang lainnya.
Patta Bone juga pernah bergabung di Surat Kabar Umum (SKU) INTIBERITA yang didirikan oleh Andi Muhammad Hasan Basri Ambarala yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Propinsi Sulawesi Selatan. Di INTIBERITA eksistensi Patta Bone sangat terasa. Apalagi INTIBERITA saat itu dikenal dengan media bernuansa Islami. Jadi keberadaan Patta Bone yang ustadz sekaligus jurnalis membuat INTIBERITA kian berkembang. Saya juga mengenal dekat beliau saat sama – sama menjadi jurnalis di INTIBERITA.
Sementara AM. Hasan Basri Ambarala yang dihubungi Edelweisnews.com mengatakan kalau Patta Bone adalah sahabat yang baik. Dia bersahabat dengan seseorang tidak dilandasi materi.
“Beliau sahabat yg baik. Bersahabat dengan saya tidak didasari dengan materi. Beliau bekerja di INTIBERITA benar – benar ikhlas. Beliau adalah pemikir handal yang religius,” ujar Plt Kadis Sosial Sulsel tersebut.
Penulis : Jesi Heny