
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 2 di Makassar sementara berlangsung, dan akan berakhir tanggal 22 Mei nanti. Meski PSBB ini dinilai pemerintah berhasil menekan angka pasien Covid – 19 di Makassar, namun sejumlah pihak menilai jika hal tersebut tidak efektif.
Salah satunya dari Prof. DR Arlin Adam, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pejuang RI (UPRI) Makassar. Menurut Prof Arlin, PSBB sejak tahap pertama dan dilanjutkan tahap kedua sebenarnya sungguh tidak efektif dalam menurunkan kasus penularan Covid – 19.
“Karena secara epidemiologi pola penularan di Makassar sudah terjadi secara local transmission. Sehingga sangat sulit lagi dilakukan tracing kasus. Selain itu, membatasi pergerakan warga bisa jadi menimbulkan masalah baru yang jauh lebih berbahaya dibandingkan Covid, seperti kemiskinan, stress, kecurigaan sosial, dan lain – lain,” terang Guru Besar FKM UPRI Makassar, Sabtu (16/5/2020).
Melihat kondisi saat ini, Prof. Arlin memberi beberapa masukan. Dengan pertimbangan virus corona sebagai ancaman konstan, maka harus memilih untuk menormalisasi kehidupan dengan cara yang baru.
“Semua aktivitas warga dan pemerintah serta swasta dibuka kembali secara wajar, dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, dan dilengkapi dengan peralatan cuci tangan,” pungkas Prof. Arlin.
Sementara dalam diskusi daring yang pernah digelar pada tanggal 25 April lalu, Prof. Arlin Adam merekomendasi pemodelan yang disebut Survival by The Highest Immune. Model ini menekankan pada upaya peningkatan imunitas seseorang, sehingga seseorang memiliki kemampuan untuk menangkal virus corona.
Seperti pemenuhan gizi seimbang, berolahraga, tidak stress, istirahat yang cukup, dan tentu saja suasana hati yang membahagiakan. Selain itu, dibutuhkan kampanye untuk membangun kesadaran pola hidup sehat, khususnya yang berkaitan dengan perilaku protektif terhadap penularan Covid-19.
Penulis : Jesi Heny