MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Mencegah penularan covid-19, Pemerintah Indonesia menggalakkan upaya vaksinasi secara gencar di semua lapisan masyarakat. Targetnya pada tahun 2022 ini, penduduk Indonesia sudah mencapai kondisi herd immunity, suatu keadaan dimana sekitar 70% penduduk memiliki kekebalan terhadap infeksi virus corona.
Harapan masyarakat yang sangat besar terhadap efek vaksin dalam mencegah penularan Covid-19 ternyata masih menimbulkan sikap apatis, menyusul adanya kasus-kasus penularan yang terjadi pada orang-orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Kesenjangan ini menjadi titik tolak penemuan konsep vaksinasi sosial yang digagas oleh Prof. Arlin Adam Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Menurut Prof. Arlin Adam dalam orasi ilmiahnya yang disampaikan pada acara wisuda sarjana Universitas Pejuang RI Makassar pada tanggal 17 Januari 2022 di Hotel Claro bahwa, vaksinasi sosial ini adalah proses rekayasa sosial yang bertujuan untuk membangun nilai dan norma baru yang memandu terbentuknya perilaku pencegahan penularan covid-19 secara kolektif. Layaknya vaksinasi biologi yang merangsang pembentukan sel imunitas tubuh dalam menangkal zat pathogen seperti virus, vaksinasi sosial juga membentuk sistim imunitas masyarakat yaitu sistim sosial yang tangguh dalam menangkal berbagai risiko penularan.
Konsep vaksinasi sosial dalam diskursus ilmu pengetahuan dikembangkan dengan 3 (tiga) teorisasi yaitu teori behavioristic, teori difusi inovasi, dan teori sistim sosial sebagai pisau analisis. Sementara analisis praksis menggunakan fakta perilaku sosial sebagai sumber penularan covid-19. Karena itu, vaksinasi sosial bukanlah hanya bersifat konsep ilmiah, namun memiliki kerangka oprasionalisasi di lapangan yang diharapkan dapat mempercepat tercapainya tujuan pengendalian covid-19 di Indonesia.
Lebih lanjut Prof. Arlin Adam dalam orasi ilmiahnya mengemukakan bahwa, secara praktis, vaksinasi sosial dapat diterapkan melalui 3 tahapan utama, yaitu pengkondisian sosial yang mengarah pada pembentukan perilaku pencegahan covid-19 tingkat RT melalui pendekatan pengawasan dan pembinaan aparat, peranan elit-elit masyarakat dalam menciptakan keteladanan sosial, dan terakhir adalah pembangunan konsensus masyarakat untuk mencegah dan melindungi dirinya dari penularan covid-19.
“Konsensus inilah yang dianggap sebagai proses institusionalisasi norma baru dalam sistim masyarakat kita,” ucapnya.
Dengan demikian, vaksinasi biologi yang ada saat ini akan lebih bermanfaat jika didukung dengan sistim pertahanan masyarakat yang kuat melalui konsistensi penerapan perilaku baru yaitu pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak stres, gizi seimbang, dan olahraga yang cukup.
Prof. Arlin Adam mengharapkan kiranya pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka membangun sistim sosial yang kuat sebagai tujuan dari vaksinasi sosial.
“Covid-19 akan terus bermutasi, namun mutasi dalam bentuk apapun jika berhadapan dengan sistim masyarakat yang kuat, arah mutasi virus akan bersifat lemah sehingga tidak menghasilkan dampak yang besar,” pungkasnya.
Penulis : Andi Alim
Editor : Jesi Heny