
MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Kepala SD Negeri Komplek Sambung Jawa Kota Makassar, Fahmawati mengungkapkan keseriusannya untuk mengembangkan kegiatan literasi di sekolah. Dia ingin menghadirkan perpustakaan sekolah sesuai dengan standar.
Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan Tim Sentuh Pustaka dari Dinas Perpustakaan Makassar, Selasa (25/2/2020). “Kelas kami semua telah memiliki Sudut Baca Kelas, tinggal pembenahan gedung perpustakaan sekolah, mohon dibantu dengan program Sentuh Pustaka,” harapnya.
Tim Sentuh Pustaka yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan dan Tenaga Perpustakaan, Andika Cahyadi didampingi pustakawan mensurvey langsung gedung perpustakaan yang akan dilakukan penataan dalam program Sentuh Pustaka bulan Maret mendatang tersebut.
Tahun ini, Dinas Perpustakaan Kota Makassar menargetkan 10 titik lokasi untuk Sentuh Pustaka, dari puluhan permintaan dari sekolah. Perpustakaan sekolah yang siap, minimal dapat menyediakan 4 area. Yakni area baca, area koleksi bacaan umum, area pengolahan dan buku paket serta area multimedia yang akan diberikan lebih dulu Program Sentuh Pustaka. Sedangkan sekolah yang belum siap dilakukan pembinaan seperti biasa sambil menunggu persiapan sarananya.
Sejak tahun 2016 sampai sekarang, SD Negeri Kompleks Sambung Jawa Makassar telah melaksanakan kegiatan literasi di sekolah. Seperti membaca bersama di lapangan 15 menit, membuat galon baca depan kelas (1 galon baca tiap kelas), membaca sambil menceritakan yang dilakukan setiap pekan, membuat geng baca, hingga menghadirkan Sudut Baca Kelas di semua kelas yang melibatkan guru kelas.
Seluruh guru terlihat sangat antusias dan bersemangat menghadirkan Sudut Baca yang menarik. Uniknya, seluruh konsep Sudut Baca ini menggunakan daur ulang sampah plastik.
SDN Kompleks Sambung Jawa yang merupakan sekolah model, sekolah Adiwiyata dan juga Sekolah Ramah Anak ini telah membuat program sesuai hari. Hari Senin Patriot, Selasa Literasi, Rabu Sarapan Sehat, Kamis Bersih, Jum’at Ibadah dan Sabtu-Minggu adalah hari Bahagia bersama keluarga (libur).
Setiap kelas pun diberi sebutan nama-nama pahlawan, sehingga anak-anak pun tidak akan lupa dengan sejarah dan pahlawannya. Keseriusan kepala sekolah mengembangkan kegiatan literasi di sekolah tersebut patut dicontoh sekolah lain.
Penulis : Tulus Wulan Juni
Editor. : Jesi Heny