Sekuntum Ode untuk Bertanya

Sebuah puisi untuk UU Cipta Kerja

Penulis : Slamet Thohari

Tanyakan pada angin berlabuh yang menepuk pundakmu setiap saat

Apakah makna sempurna itu?
Mereka kerap kali memanggil kami: “orang cacat!”
Tanyakan pada hujan yang seringkali datang
Saat sore mereka asyik makan kentang!

Tanyakan pada laut biru,
kepadanya mereka sering berguru
Tanyakan pada angin sejuk,
yang kerapkali membuat mereka mengantuk
Apa itu cacat?

Tanyakan pada penguasa Saturnus atau Venus
Yang selalu mereka harap rinainya
Saat sedang tenggelam dalam teduh atau sedang dilanda keluh
Apakah dunia ini diciptakan sama bentuknya..
Tapi, mereka setiap hari menatap kami, dengan mata yang aneh
Seolah-olah barang yang nyeleneh.
Bahkan dalam aturan yang banyak versi!.
Mereka kadang membohongi diri sendiri
Dan sekali lagi, mereka memanggil kami: “orang cacat!”

Kota bersama telah mereka rebut
Tangga-tangga mereka tutup
Hurup-hurup kami tak pernah mereka sediakan,
Jalan-jalan kami, mereka bajak
Sekolah-sekolah mereka batasi, untuk diri mereka sendiri.
Demi mengejar mimpi, menguasai bumi, atau menumpuk investasi! Tentang kami, tak pernah peduli
Lalu kemudian memanggil: “Hey..Orang Cacat!”

Mereka memanggil kami “Orang Buta”
Namun dengan dunia yang semakin panas
Kemiskinan yang menderas
Perbedaan yang memang sebuah titah
Mereka menutup mata atau entah..
Tanyakan pada rumput biasa atau Azalea
siapa yang buta?

Mereka memanggil kami “Orang Tuli”
Pada saat anak-anak menangis, karena hidup yang sulit dikais
Saat ibu-ibu di pelosok desa atau di mana saja bersua keluh
Karena hidup yang rapuh oleh tata dunia yang angkuh
Tanyakan pada rembang sore.. atau lazuardi pagi
Siapakah yang tuli?

Mereka memanggil kami “Si Pincang”
Namun mereka diam duduk di kursi
Saat hutan habis..bumi yang mengempis
oleh orang-orang yang tak mau berkantong sedikit lebih tipis
Bertanyalah pada tanah basah… atau apa saja di depan rumah
Siapa yang pincang?

Mereka bilang kami “Si Bisu”
Tapi mereka diam
Melihat juragan menggodam rumah orang lemah,
kuburan atau sekolah
melihat masa depan yang hancur karena juragan mengirim lumpur
oleh mereka yang mempunyai buldoser hingga buzzer!
Bertanyalah pada huruf di buku-buku pintar
Kursi-kursi di ruang seminar
Atau pojok kafe yang segar
Siapa yang bisu?

Mereka butuh waktu sendiri. Mengasah Nurani.
Untuk bertanya pada Penguasa Saturnus atau Venus
Yang selalu mereka harap rinainya
Saat sedang tenggelam dalam teduh atau dilanda keluh
Apakah dunia ini diciptakan sama bentuknya..?
Mereka setiap hari menatap kami, dengan mata yang aneh
Seolah-olah barang yang nyeleneh.
Dan terus memanggil kami: “orang cacat!”

Penulis adalah Difabel, dan seorang dosen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Makassar Sajak SULSEL

Rosita Desriani Apresiasi Lomba Baca Puisi yang Kian Marak

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Jika ada orang yang suka bernyanyi, maka seperti itulah Rosita Desriani terhadap puisi. Perempuan kelahiran Barru, Sulawesi Selatan, 11 Desember 1982 ini selalu bersemangat meski didadak membaca puisi. Dia, dengan penghayatan penuh, akan membacakan puisi yang sudah dihafalnya secara baik. Saat masih duduk di bangku SD Inpres Mallawa, dia belum memperlihatkan minatnya […]

Read more
Esai Makassar Sajak

Murid SD Negeri Borong Makassar Juara 1 Lomba Baca Puisi Islami PERISAI 2023

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM -.Muh Dzafran Putra Irman, murid SD Negeri Borong Makaasar, keluar sebagai pemenang pertama Lomba Baca Puisi Islami, dalam ajang PERISAI (Perlombaan Kreasi Seni Islami), yang diadakan SMP Telkom Makassar, 13-14 Oktober 2023. Murid kelas 4 itu menyisihkan lebih dari 20an peserta dari SD negeri dan swasta di Kota Makassar. “Alhamdulillah, Dzafran Juara 1, […]

Read more
Esai Makassar Sajak

Saat Menulis Puisi, Perlu Dijaga Orisinalitas Karya

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Untuk menulis puisi, anak-anak perlu perbanyak membaca, termasuk buku-buku puisi para penyair berbeda. Tujuannya, supaya wawasannya luas, bisa menambah diksi baru, punya referensi untuk pola penulisan, dan bisa jadi pembanding terhadap karyanya. Namun diingatkan, agar anak-anak jujur, percaya diri, tidak nyontek pada ungkapan penyair lain atau menggunakan bahasa klise, serta menjaga orisinalitas […]

Read more