MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – “Inilah yang disebut pendidikan bermakna, dimana yang disentuh bukan cuma otak dan pikiran anak tapi juga hatinya. Terasa ada ketulusan dalam pembelajaran yang diberikan,” begitulah kesan yang disampaikan Hj Baena, S.Pd, M.Pd, Sabtu (2 Desember 2023).
Hj Baena, Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng 1, menyampaikan kesan positifnya, saat melihat suasana yang terbangun antara mahasiswa program Kampus Mengajar, dengan murid-muridnya dalam acara Gelar Karya Seni dan Penarikan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 6 Pelaksanaan P5 UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng 1.
Mahasiswa peserta Kampus Merdeka Kampus Mengajar ini berasal dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Muhammadyah (Unismuh). Mereka mengabdi di sekolah yang berada di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini itu, selama beberapa bulan, sehingga terbangun interaksi yang baik dengan guru-guru dan murid-murid.
Ketua Tim Kampus Mengajar, Dwi Putri Anggraeni, mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah dan para guru karena memberikan wadah bagi mereka, mahasiswa peserta Kampus Mengajar, untuk mengabdi. Mahasiswa Jurusan PGSD itu mengakui bahwa selama berada di SD Inpres Banta-Bantaeng 1, mereka banyak mendapat ilmu dari guru-guru, yang disebutnya para senior.
“Terima kasih karena sudah memberikan pengalaman dan ilmu. Juga kami mendapat keluarga baru di sini. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah sangat berarti bagi kami,” ucap Dwi dalam sambutannya.
Pada kegiatan gelar seni ini, murid-murid menampilkan berbagai pertunjukan. Murid kelas 5B menampilkan tari kreasi, murid kelas 5A tampil lewat vokal grup. Mereka membawakan lagu “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” dan “Profil Pelajar Pancasila”, yang dilatih Dwi Putri Anggraeni.
Ada pula pembacaan puisi tunggal oleh Rohana Syam, kelas 4B, berjudul “Pendidik Tanpa Nilai”. Lalu puisi berantai dari kelas 4A oleh Naura dan Ifah, judul puisinya “Pengabdi Pendidikan”. Kedua puisi ini merupakan ciptaan Bayu Maheza Alfat , mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidiikan Jurusan PGSD. Kemudian ada nyanyi duet, yang merupakan kolaborasi guru dan murid, yakni Ibu Musdalifah dan Asya, dari kelas 6.
Penampilan pamungkas berupa drama dari kelas 6A. Drama yang berkisah tentang Nabi Muhammad SAW ini berisi pembacaan ayat auci Al-Qur’an, puisi, dan lagu. Pada adegan akhir, terlihat anak-anak cukup menjiwai perannya. Bahkan ketika Nur Fadilah menyampaikan, “kami rindu padamu Rasulullah”, dia tidak kuasa menahan air matanya. Pesan dari drama ini adalah agar kita cinta Rasulullah dan cinta Al-Qur’an.
Vania Shavira Nayara Putri, yang mewakili murid-murid, menyampaikan sangat bersyukur atas kehadiran kakak-kakak dari program Kampus Mengajar. Katanya, pengetahuan dan wawasan yang dibagikan kakak-kakak mahasiswa sangat membantu mereka untuk lebih peduli pada literasi dan numerasi.
Sementara itu, Rusdin Tompo, pegiat Sekolah Ramah Anak, menilai kehadiran mahasiswa program Kampus Mengajar yang mengadakan gelar seni, akan jadi momen indah bagi anak-anak. Bisa saja kegiatan pentas seni ini, memberi penguatan bagi anak-anak ke depan. Kehadiran mahasiswa dalam pembelajaran di kelas juga akan jadi role model bagi mereka. (*)