Oleh: Rusdin Tompo
(Koordinator Satupena Provinsi Sulawesi Selatan)
Masuknya Emmy Nurmi sebagai Kepala Studio Radio Venus di tahun 1994 membawa suasana baru di radio yang saat itu masih bersiaran di frekuensi AM 1152 Khz. Masih di AM. Sekarang Radio Venus bersiaran di 97,6 FM.
Satu diantara suasana baru itu, yakni hadirnya acara “Lintasan Berita”. Meski ada kata “berita”, acara ini sejatinya hanya berupa menulis kembali (rewrite) berita dari surat kabar yang terbit hari itu. Maklum, era itu radio-radio swasta dilarang memproduksi berita sendiri.
Acara berformat informasi ini, merupakan adaptasi dari program beberapa radio di Jakarta, tapi namanya dikreasikan sendiri. Jadi hanya semacam ATM alias amati, tiru, dan modifikasi. Ini kemasan acara baru di Radio Venus. Radio yang menyasar segmen pendengar musik Indonesia, dengan tagline “Citra Musik Indonesia” ini, sebelumnya tidak punya acara berformat khusus “berita”. Tahun 1994 itu, saya baru bergabung di radio yang hanya berjarak tak sampai 100 meter dari rumah saya di Kassi-Kassi, Jalan Palm Merah.
Emmy Nurmi, sebelumnya di Radio Telstar, satu grup dengan Radio Venus. Belum begitu lama bekerja, dia ke Jakarta. Setelah pulang liburan dari ibu kota, dia rupanya membawa oleh-oleh, berupa contoh-contoh program siaran radio yang dia rekam pada kaset. Contoh-contoh siaran itu berasal dari programnya Radio Tri Jaya, Radio Sonora, dan Radio Kayu Manis. Setelah menyimak dan mempelajari bersama contoh-contoh program itu, kami berdiskusi, dan membuat program sendiri berdasarkan inspirasi yang kami peroleh.
Lahirlah kreasi program acara, yang diberi nama “Lintasan Berita”. Program informasi ini dibuat dengan mengutip dua berita koran yang terbit hari itu, yakni Pedoman Rakyat dan Kompas. Radio Venus berlangganan kedua koran ini. Satu media lokal, satunya lagi media massa nasional. Pedoman Rakyat terbit pagi, sedangkan Kompas, meski koran pagi, tapi baru tiba di Makassar, nanti sore.
Saya tak punya pengalaman jurnalistik saat itu. Pakai feeling saja, membayangkan informasi apa yang perlu dibuat, apa yang perlu disuguhkan ke pendengar. Itu pun berdasarkan minat saya terhadap berita. Saya memang pembaca segala. Koran, tabloid, majalah dibaca. Juga penonton berita di TV, sejak era TVRI. Program andalan saya di TV milik pemerintah itu, yakni “Dunia Dalam Berita”. TVRI dan RRI, belakangan berubah jadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP).
Ada format dan pola yang saya buat untuk “Lintasan Berita”. Informasi pertama, adalah berita aktual hari itu. Berita kedua, berita luar negeri yang ringan dan relevan atau berita dalam negeri. Berita ketiga, berupa berita olahraga. Sedangkan, berita keempat, yang merupakan berita terakhir, diisi dengan informasi unik, menarik, atau punya sisi kemanusiaan. Setiap berita, panjangnya hanya 8-10 baris, diketik satu spasi. Kami masih menggunakan mesin tik ukuran besar, saat itu. Mirip mesin ketik yang digunakan di kantor lurah, kata-kata teman, bercanda hehehe.
Sesungguh, dengan modal berlangganan hanya dua koran, tidak selalu bisa mendapat informasi yang bagus. Namun, justru di situlah tantangannya. Empat pola berita seperti yang saya sebutkan tadi harus selalu dibuat. Berita aktual, internasional, dan olahraga, juga mesti diperhatikan sebarannya. “Lintasan Berita” siang, sore, dan malam, perlu dijaga agar selalu menarik saat dibacakan. Ya memang acara ini dibacakan secara live oleh penyiar. Kalau bukan Atien, biasa dibaca oleh Adin Aditya.
Mencari informasi ringan, unik, dan kuat juga bukan perkara gampang. Saya biasa memanfaatkan berita foto dengan caption terbatas, lalu saya buatkan narasinya sendiri. Informasi-informasi ringan, juga saya kembangkan dari halaman yang menampilkan gambar atau ilustrasi koleksi Museum Ripley’s Believe It Or Not! Berita khas koran Pedoman Rakyat itu, memang benar-benar aneh tapi nyata. Misalnya, belalang yang dijatuhi hukuman mati karena merusak kebun warga. Peristiwa serangan hama belalang di salah satu negara Afrika itu, menyebabkan petani gagal panen.
Berita lain, yang lekat dalam ingatan saya, tentang Permadi, politisi PDIP yang mengungkap adanya seorang anak kecil dipenjara hanya gegara mencuri burung seharga Rp1.000. Peristiwa yang dibocorkan politisi yang suka mengenakan pakaian berwarna hitam ini lalu dimuat Kompas. Malamnya, pukul 19.30-20.00 WIT kita di Makassar, menonton berita itu, yang ditayangkan Seputar Indonesia, acara berita unggulan stasiun relevisi RCTI.
Saya senang kalau fans datang ke Radio Venus lalu menyampaikan bahwa berita yang disiarkan radio ini, malamnya ditayangkan di RCTI. Mendengar komentar seperti itu, saya sampaikan bahwa beritanya saya kutip dari Kompas. Namun, apresiasi begini membantu saya menangkap informasi apa yang dibutuhkan pendengar.
Ada peristiwa di mana saya merasa bersalah. Pasalnya, saya pergi nonton di Mall Studio, Jalan Cenderawasih, memanfaatkan free pass dari program acara Cinema-Cinema, tanpa terlebih dahulu menyiapkan naskah berita yang akan dibacakan. Sebagai informasi, acara Cinema-Cinema merupakan Special Program, yang berisi resensi film. Acara yang dibawakan oleh Angel dan Adin Aditya ini bekerjasama dengan bioskop Mall Studio. Mall Studio ini dirusak dan dibakar saat kerusuhan Mei 1998.
Begitu saya tiba di studio menjelang pukul 5 sore, saya mendapati Kak Vincen, tengah mengetik pada mesin ketik yang biasa saya pakai membuat berita. Vinsensius L Delius, merupakan penyiar merangkap marketing. Hari itu dia tergerak membuat berita, karena pukul 17.00 “Lintasan Berita” sudah mesti dibacakan Atien, penyiar yang bertugas waktu itu. Namun rupanya, baru satu berita dibuat, dia tidak tahu bagaimana mengakhiri tulisannya. Begitu saya datang, saya langsung menggantinya, dan merampungkan berita yang dibuat Vincen.
Radio Telstar, belakangan mengembangkan program sejenis dengan nama “Lintasan 103”. Saya ingat, Pak Eric Djajakusli, pimpinan Radio Telstar, suatu hari menelepon ke studio. Beliau bertanya kepada saya, nama program informasi yang disiarkan Radio Venus. Beliau mau memastikan, nama acara yang akan dibuat Radio Telstar tidak sama dengan Radio Venus.
Lama setelah saya tak lagi di Radio Venus, radio yang menguadara dari Kompleks Permata Hijau Blok L Nomor 9 itu punya program berita yang diberi nama “Venus Hot News”. (*)
Gowa, 18 Februari 2024