MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Upaya meningkatkan kualitas analisis dan pelaporan program penurunan stunting di Sulawesi Selatan mendapat penguatan baru melalui kehadiran Prof. Dr. Arlin Adam, SKM., M.Si, Guru Besar Universitas Mega Buana Palopo, pada Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan TPPS Semester II yang digelar oleh DP3A-Dalduk KB Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Dalton Makassar (11 Desember 2025).

Diundang secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Prof. Arlin menyampaikan materi bertajuk “Perspektif Sosiologi Kesehatan dalam Analisis Data dan Penyusunan Laporan TPPS.” Ia menekankan bahwa pemahaman terhadap determinan sosial merupakan fondasi penting untuk membaca fenomena stunting secara lebih menyeluruh.
Dalam pemaparannya, Prof. Arlin menguraikan lima aspek kunci yang memengaruhi stunting dari sudut pandang sosiologi kesehatan, yaitu struktur sosial masyarakat, praktik budaya lokal, perilaku kesehatan, relasi kekuasaan dalam keluarga, serta konteks komunitas yang dinamis. Menurutnya, pendekatan ini mampu membantu pemerintah daerah memahami perbedaan pola stunting antarwilayah serta menentukan intervensi yang paling relevan.

“Stunting tidak terjadi dalam ruang kosong. Ia merupakan hasil dari interaksi sosial yang kompleks dan saling memengaruhi. Karena itu, laporan TPPS harus menunjukkan analisis yang menghubungkan data dengan realitas sosial yang menyertai,” jelas Prof. Arlin.
Dia juga menyoroti pentingnya memadukan data kuantitatif dan kualitatif dalam menyusun laporan. Teori-teori seperti Determinasi Sosial Kesehatan, Social Capital, hingga Structural Violence dijelaskan sebagai alat analisis yang dapat memperkuat validitas dan kedalaman laporan TPPS.
Kepala DP3A-Dalduk KB Sulawesi Selatan, Andi Mirna, S.H., M.A.P, menyampaikan apresiasi atas kontribusi akademis Prof. Arlin. Ia menegaskan bahwa perspektif ilmiah tersebut sangat dibutuhkan untuk mendorong analisis lintas sektor yang lebih sistematis dan berbasis bukti.
Kegiatan Rakor kemudian dilanjutkan dengan diskusi substantif, dimana peserta dari kabupaten/kota menyampaikan berbagai tantangan implementatif, seperti hambatan budaya dalam pemberian MPASI, disparitas layanan kesehatan dasar, serta kebutuhan penguatan kader di lapangan. Diskusi tersebut mempertegas pentingnya perspektif sosial dalam memahami akar penyebab stunting.
Dengan hadirnya pemikiran akademik dari Prof. Arlin, Rakor TPPS Semester II ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menghasilkan laporan yang tidak hanya informatif, tetapi juga analitis dan kontekstual, sehingga mampu mendukung kebijakan percepatan penurunan stunting secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Penulis : Andi Alim

