AB Iwan Azis : Saya Memimpin DMI Panakkukang Secara Kolektif Kolegial

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – “DMI Panakkukang itu yang paling banyak kegiatannya. Kami termasuk yang paling sibuk, kalau di DMI Kota Makassar. Kami punya banyak ide,” terang AB Iwan Azis, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Panakkukang, Rabu (3 September 2025).

Iwan Azis berbagi pengalamannya memimpin DMI Panakkukang kepada saya, saat kami kembali bertemu dan ngopi di Warkop Azzahrah, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Makassar. Saya mengulik kegiatannya di DMI, setelah sebelumnya beliau mengirimkan saya foto-foto prosesi pelantikan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di beberapa masjid.

Pada Jumat (22 Agustus 2025), misalnya, dia melantik pengurus DKM Masjid At-Taubah, Kelurahan Tamamaung. Sebelum itu, dia juga melantik pengurus DKM Masjid Darul Ahsan, pada Ahad, 10 Agustus 2025. Iwan Azis juga mengukuhkan dan melantik pengurus DKM Masjid Nurul Islam di Kompleks Aswip II, Pampang, pada 2 Juli 2025.

Iwan Azis lalu mencontohkan, seperti apa aktivitasnya sebagai Ketua DMI. Misalnya, saat Hari Raya Iduladha, biasanya beliau meminta kupon hewan kurban di masjid anggota DMI Panakkukang. Kupon-kupon itu, beliau bagikan lagi ke warga yang berhak menerimanya. Walaupun itu, katanya, atas nama DMI Panakkukang tetapi diakui berkat bantuan mereka sendiri. Berdasarkan hitung-hitungannya, kalau satu masjid memberikan 5 kupon, maka bisa dibayangkan, berapa banyak kupon yang didistribusikan.

“Taruhlah 10 masjid yang menyetor kupon daging kurban, maka sudah terkumpul 50 kupon. Nah, kupon-kupon saya distribusikan lagi ke warga,” papar Iwan Azis.

Dengan begitu, kata beliau, bukan cuma aspek sosial atau muamalahnya yang terlaksana, tetapi juga kegiatan dan kerja dari DMI Panakkukang. Itu merupakan salah satu cara beliau berkreasi dan mencoba melakukan terobosan, agar kinerja DMI Panakkukang terasa dan terlihat oleh anggota dan warga. Selain itu, beliau juga berkoordinasi dengan pengurus dan memberikan ruang bagi pengurus DMI yang lain.

Dalam hal pelantikan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), umpanya. Beliau memang ketua, tetapi tidak selamanya beliau yang langsung melantik. Sebagai ketua, beliau hanya menandatangi Surat Keputusan (SK), tetapi yang melantik bisa saja wakil ketua atau lainnya.

“Saya menganggap posisi saya ibarat komisioner. Jadi tidak harus terpusat hanya pada diri ketua. Sebagai pengurus DMI, kami ini kolektif kolegial,” papar Iwan Azis.

Dengan memberikan ruang dan distribusi kewenangan kepada pengurus yang lain maka, menurutnya, akan tumbuh rasa memiliki organisasi (sense of belonging). Wakil dan pengurus lain, kata beliau, bisa merasakan dan mengambil peran dalam organisasi. Sehingga, dibukakan ruang bagi mereka. Biar bagaimanapun, ketua ini secara organisasi akan diganti, sebab itu ada periodesasinya. Dengan memberikan ruang bagi pengurus lain, maka akan terjadi proses kaderasisasi dan pembelajaran. Kalau nanti suatu ketika ketua berhalangan atau terjadi pergantian kepemimpinan maka mereka sudah terbiasa dan tahu apa langkah-langkah yang mesti dilakukan.

Ditegaskan bahwa beliau tidak mau menjadi penguasa tunggal di DMI Panakkukang. Justru dengan mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada pengurus lain maka beban sebagai ketua tak harus dipikul sendiri. Pada saat bersamaan, pengurus dan anggota DMI juga akan merasa memiliki organisasi ini.

“Hal seperti itu yang mesti dibangun. Di organisasi, jangan ada one man show,” tandasnya.

Iwan Azis mengibaratkan DMI sebagai sebuah bangunan, yang terdiri atas tiga dimensi. Ada fondasi sebagai dasar berdirinya yang kokoh, ada tiang beserta dinding sebagai penopang, serta atap sebagai peneduh. Membuat bangunan ini, juga butuh semen, batu, dan pasir. Katanya, bila salah satu unsur tidak ada, maka kita tidak bisa membuat campuran untuk membangun gedung yang bernama DMI tersebut.

Beliau menjelaskan, kalau terjadi dinamika di antara pengurus DMI di tingkat kecamatan, sebaiknya tidak serta-merta diambil alih oleh DMI pada tingkat kota, atau DMI di provinsi, dan seterusnya. Biarlah penyelesaian itu dilakukan secara internal dan berjenjang. Beliau yakin, dengan semangat silaturahmi dan ukhuwah Islamiah, setiap persoalan akan menemukan solusinya. Menurut beliau, spirit kebersamaan dan soliditas sebagai satu organisasi, dimiliki oleh setiap orang yang sudah mewakafkan dirinya mengurus umat melalui DMI.

Ditambahkan, DMI itu organisasi besar, yang terbentuk secara nasional. Sebaiknya, tidak menggunakan cara-cara veto untuk mengintervensi pengurus DMI di bawahnya. Biarlah semangat musyawarah mufakat lebih dikedepankan, semangat saling menghargai, demi menjaga muruah DMI itu sendiri.

Iwan Azis mengatakan, kalaupun nanti, misalnya, dalam dinamika di DMI kecamatan ada yang tidak bisa terselesaikan, baru dibawa ke DMI kota untuk dimediasi. Jangan DMI kota yang tiba-tiba turun tangan mengambil alih kewenangan yang ada pada DMI kecamatan. Hal-hal seperti ini perlu diluruskan, demi tertib berorganisasi, dan agar sesuai aturan main yang ada. Di DMI itu, tegasnya, tidak boleh ada sistem komando. Ketua dan pengurus mesti meletakkan organisasi dalam semangat demokrasi.

“Hanya dengan begitu, DMI akan tumbuh sebagai organisasi besar.” imbuhnya.

Saya terus menyimak penjelasan Iwan Azis tentang pengalamannya memimpin DMI Panakkukang. Beliau menawarkan saya untuk memesan pisang atau ubi goreng. Namun, rasa-rasanya perut tak lagi bisa menampung pisan atau ubi goreng itu. Pasalnya, semangkuk indo mie telur sudah tandas sebagai menu makan siang.

Iwan Azis mengingatkan. Sebaiknya tidak ada yang saling mengambil alih kewenangan. Kewenangan tidak boleh tumpeng tindih. Masing-masing jenjang organisasi sudah punya tupoksinya sendiri-sendiri. Namun, kalau suatu kewenangan sudah dirampas, maka dia menganggap sudah tidak ada lagi nilai dari orang yang bersangkutan. Orang tersebut kehilangan wibawa dalam konteks organisasi.

Karena itu, beliau selalu menyarankan bahwa setiap DKM perlu melakukan rapat kerja. Agar program yang dibuat lebih terencana. Setiap bidang dan orang juga akan tahu apa yang menjadi kerja dan kegiatannya. Jangan hanya menunggu program dan kegiatan diketok dari atas. Namun, DKM perlu punya inisiatif sendiri, dengan membuat program dan kegiatan sendiri. Hanya dengan begitu, DKM dan DMI akan hidup, tumbuh, dan berkembang sebagai organisasi.

Dengan penyusunan program dan kegiatan melalui rapat kerja maka akan ada masukan dari anggota. Partisipasi dan aspirasi anggota bisa ditampung dan dikonversi menjadi program dan kegiatan yang sesuai kebutuhan anggota.

“Di Makassar ini, ada 15 kecamatan. Bila semua DKM dan DMI membuat rapat kerja sendiri, luar biasa nanti output-nya. Saya harap, DMI Kota Makassar bisa lebih berkontribusi lagi bagi DMI-DMI di kecamatan,” terangnya.

Iwan Azis menambahkan, “Kita ini satu kesatuan, satu semangat dengan visi yang sama. Citra sebagai penguasa tunggal dan perilaku one man show itu, saya hilangkan dalam model kepemimpinan DMI Panakkukang. Sebagai ketua dan pengurus DMI, kami adalah kolektif kolegial.”

Iwan Azis kembali mengulang komitmennya bahwa kewenangannya sebagai ketua, semua sudah didistribusikan. Walaupun beliau hadir dalam suatu pelantikan, tidak harus beliau yang melantik. Bahkan memberikan kata sambutan pun, tidak harus beliau yang sampaikan sebagai ketua. Biar semua orang bisa merasakan dan memetik manfaat dari keberadaannya di DMI. Dengan begitu, mereka sadar dan lebih bertanggung jawab terhadap organisasi, karena merasa sistem mengapresiasi dan mengakomodasi keberadaannya.

“DMI ini organisai kemasyarakatan, milik publik, milik umat. Bukan perusahaan pribadi yang mesti tergantung dan hanya dimomopoli oleh satu orang sebagai pemilik. Itulah hakikat DMI sebagai organisasi,” pungkas Iwan Azis. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Makassar SULSEL

Wagub Fatmawati Rusdi Pimpin Aksi Jumat Berkah Pasca Kebakaran Gedung DPRD Sulsel

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, bersama pimpinan DPRD Sulsel menggelar aksi sosial bertajuk Jumat Berkah, dengan membagikan beras kepada warga sekitar Gedung DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (5 September 2025). Kegiatan ini dilaksanakan sepekan setelah tragedi pembakaran Gedung DPRD Sulsel pada 29 Agustus lalu. Momen Jumat Berkah dipimpin langsung oleh Fatmawati […]

Read more
Bulukumba SULSEL

Desa Tanpa Solusi, Kemerdekaan Tanpa Janji

BULUKUMBA, EDELWEISNEWS.COM — Di tanah ini, kemerdekaan terlalu sering dijadikan pesta para elit. Desa hanya dijadikan penonton, ditaburi amplop untuk bungkam, dijanjikan pembangunan yang tak pernah datang, kesejahteraan yang tinggal mimpi, demokrasi yang sekadar topeng. Janji-janji itu bukan untuk ditepati, melainkan untuk menghisap, mengikat rakyat kecil agar tetap tunduk di bawah bendera republik mafia. Muh. […]

Read more
Makassar SULSEL TNI / POLRI

Apel Kesiapsiagaan Kodam XIV/Hasanuddin, Pangdam Tekankan Kesiapan dan Profesionalisme Prajurit

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno memimpin Apel Kesiapsiagaan dalam rangka antisipasi perkembangan situasi di wilayah Kodam XIV/Hasanuddin. bertempat di Lapangan M. Yusuf Makodam, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Jumat (5/9/2025). Apel diikuti seluruh satuan jajaran Kodam XIV/Hasanuddin yang berada di wilayah Kota Makassar. Apel ini bertujuan untuk mengecek kesiapan personel dan satuan […]

Read more