MAKASSAR,EDELWEISNEWS.COM – Pasca Pemilu 17 April lalu, keadaan Indonesia dianggap kurang kondusif.
Menanggapi hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Unismuh yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Unismuh Bersatu mengadakan aksi pada Senin malam (27/5) di depan Kampus Unismuh Jalan Sultan Alauddin Makassar.
Sekitar 20 mahasiswa yang dipimpin Ahmad dari Fakultas Pertanian Unismuh Makassar bergantian melakukan orasi terkait keadaan negara yang mereka nilai kurang aman. Menurut Ahmad, aksi yang mereka lakukan juga dalam rangka menyikapi kejadian di Jakarta tanggal 21 dan 22 Mei 2019.
Aliansi Mahasiswa Unismuh Bersatu menuntut aparat kepolisian agar memproses kejadian pengeroyokan yang terjadi di Makassar, meminta kepada aparat kepolisian memproses kejadian penembakan yang terjadi di Jakarta.
“Dalam aksi kami meminta aparat kepolisian memproses pengeroyokan yang terjadi Makassar, memproses kejadian penembakan di Jakarta. Dan kami mengutuk Diskominfo terkait pembatasan akses ke sosial media,” tegas Ahmad.
Sekitar pukul 24.00 wita dari dalam Kampus Unismuh muncul lagi puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa BEM Fakultas Unismuh juga melakukan orasi. Mereka menutup jalan dari arah Gowa ke Makassar dan membentangkan spanduk warna putih dengan tulisan merah : Demokrasi Telah Mati.
Aksi dipimpin Rasida Ketua BEM Sospol sebagai jendral lapangan dan koordinator mimbar Imam Wakil Ketua BEM Sospol Unismuh.
Beberapa waktu berlalu, massa bergabung dan melakukan aksi damai. Setelah itu, mereka melakukan orasi secara bergantian di depan Mako Polsek Rappocini Makassar Jalan Sultan Alauddin Makassar dengan aman.
Sekitar pukul 02.15 (28/5) wita pengunjuk rasa longmarch kembali ke depan kampus Unismuh Makassar. Hingga pukul 02.20 dinihari mereka masih bergantian orasi, membakar ban bekas dan menutup full jalan di depan Kampus Unismuh.
Penulis : Adi Summit
Editor. : Jesi Heny