INDIA, EDELWEISNEWS.COM – Darius Sinathrya dan Donna Agnesia yang bermotor bersama tim Himalayan Ridge berhasil mencapai Khardung La Pass, jalan tertinggi di dunia (5.359 meter dari permukaan laut). Mereka sebelumnya telah berkendara penuh rintangan di pegunungan Himalaya di India Utara.
“Kami bersyukur bisa menyelesaikan misi Himalayan Ridge. Tim dalam kondisi prima kendati harus menghadapi beragam rintangan jalan dan cuaca yang berubah-ubah,” kata Darius dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/8/2019).
Pasangan selebriti yang menunggangi Royal Enfield Himalayan itu memulai petualangan bermotor Kota Chandigarh, India, pada 1 Agustus 2019. “Setelah mengeksplor kota Manali kami melanjutkan perjalanan menuju Leh. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai,” lanjut produser film “Night Bus” tersebut.
Darius menceritakan perjalanan dari Manali membuahkan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya, yakni bermotor di ketinggian 4.000 meter yang ternyata tidak mudah.
“Di sepanjang perjalanan kami dihantui penyakit ketinggian, altitude sickness,” kata Darius.
“Rasa sakit di kepala yang sulit dijelaskan. Baru pertama saya merasakan sakit kepala dan mual yang seperti itu,” ujar Donna menambahkan.
Donna menceritakan, bahwa rasa sakit itu dialami saat perjalanan dari distrik Keylong menuju Sarchu yang berada pada ketinggian 3.500 meter hingga 4.400 meter.
“Bermalam di tenda di atas ketinggian 4.000 meter membuat saya sulit tidur. Angin kencang menggemuruh di dalam tenda sepanjang malam. Rasa dingin tak terkirakan, padahal ini musim panas di Himalaya,” lanjut ibu tiga anak itu.
Meski begitu, Donna tidak patah semangat dalam menjalani petualangan yang penuh risiko itu, apalagi dibonceng suaminya yang membuat dia merasa lebih tenang dan tidak kapok.
“Saya beruntung bisa merasakan sensasi berpetualang seperti ini. Saya baru pertama kali bermotor seperti ini dan sama sekali tidak kapok,” kata dia.
Perjalanan ini membawa misi sosial #kebaikantanpabatas, berupa pengumpulan dana untuk pembangunan sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Darius dan Donna berangkat bersama tim dokumenter yang terdiri dari jurnalis senior Wisnu Guntoro Adi, kameraman drone master Nico Silfido, fotografer Riko Louis, serta logistik Gugum Gumilar.
“Tim berisi pemotor berpengalaman yang tidak hanya mampu menguasi sepeda motor, namun juga bisa berhitung tentang medan jalan, kondisi cuaca dan ritme perjalanan. Tanpa kematangan itu mungkin Himalaya bisa mendikte kami,” tutup Darius. (int)
Editor : Jesi Heny