Gubernur Sulsel dan Menteri Perhubungan Tinjau Pembangunan Bandara Buntuk Kunik dan Lagaligo

TANA TORAJA, EDELWEISNEWS COM – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mendampingi Menteri Perhubungan meninjau Pembangunan Bandara Buntuk Kunik dan Bandara Lagaligo Bua, Jumat (28/2/2020).

Pukul 10.20 Wita (28/2), Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, dan pukul 11.00 Wita, take off menuju Bandar Udara Pongtiku, Kabupaten Tana Toraja mengunakan pesawat King Air PK-Can menempuh waktu kurang lebih 45 menit.

Selanjutnya menuju ke Bandara Udara Lagaligo, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu dan langsung ke Bandara Mataharo, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. 

“Saya akan keliling bersama beliau. Saya mau ke Buntu Kunik melihat bandara kita lanjutan perkembangan pembangunannya, kemudian ke Bandara Bua, itu untuk perpanjangan landasan dan terminal,” kata Nurdin Abdulllah. 

Nurdin dan Budi Karya kembali ke Makassar pukul 17.00 Wita, mereka menuju ke Rumah Jabatan Gubernur Sulsel untuk rapat terkait progres pembangunan kereta api di Sulsel.

“Malamya kita akan bicara dengan seluruh stakeholder yang ada, untuk menyelesaikan persoalan yang ada di program proyek kereta api,” jelas Nurdin Abdullah.

Bandara yang telah ada di Sulsel diantaranya, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Bandar Udara Aroeppala Kabupaten Kepulauan Selayar, Bandar Udara Pongtiku Tana Toraja, Bandar Udara Lagaligo Bua Kabupaten Luwu, Bandar Udara Arung Palakka Kabupaten Bone, Bandar Udara Seko Kabupten Luwu Utara, Bandar Udara Rampi Kabupaten Luwu Utara, Bandar Udara Khusus Soroako Kabupaten Luwu Utara, Bandar Udara Andi Jemma Masamba Kabupaten Luwu Utara, Bandar Udara Kayuadi di Pulau Kayudi Kabupaten Kepulauan Selayar. 

Sedangkan bandara yang sedang dalam tahap pembangunan, yakni Bandar Udara Buntu Kunik di Tana Toraja. Bandara yang direncanakan untuk dibangun yakni Bandar Udara Bira di Bulukumba yang saat ini tahap study kelayakan dan master plan oleh Pemda Bulukumba.

Sementara proses penetapan lokasi yakni Bandar Udara di Malili, juga masih dalam tahap study kelayakan dan master plan dan sementara proses penetapan lokasi.

Untuk Bandara Buntu Kunik, dengan luas lahan 141 Ha, Runway Tahap 1: 1400 m x 30 m ( Flexible Pavement ), Taxyway: 115 m x 23 m ( Flexible Pavement ), Apron: 71 m x 91m  ( Flexible Pavement ), Terminal :30 m x 33,3 m ( luas 1000 m2 ), Jalan Akses: 4 m x 2000 m (luas 8000 m2).

Adapun bantuan keuangan Pemprov Sulsel untuk Bandara Buntuk Kunik sebesar Rp12 miliar diperuntukan untuk pembangunan akses jalan masuk bandara.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Makassar SULSEL

AMAN Sulsel Titip Pesan kepada Deng Ical untuk Mengawal RUU Tanah Adat agar Segera Disahkan

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Anggota DPR RI Fraksi PKB, Syamsu Rizal MI terus menunjukan komitmennya dalam mengawal aspirasi masyarakat dalam mendorong pengesahan rancangan undang-undang (RUU), Kamis (19/6/2025). Kali ini, datang dari koalisi masyarakat sipil Sulsel yang konsen mengawal RUU tentang Masyarakat Adat agar segera disahkan. Melalui dialog di Kantor Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulsel, Jalan […]

Read more
LEGISLATIF Makassar SULSEL

Wakil Ketua DPRD Makassar, Eric Horas : Pemerataan Pendidikan Menjadi Prioritas

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Wakil Ketua DPRD Makassar, Eric Horas menegaskan, pemerataan pendidikan menjadi prioritas isu yang dikawalnya. Baginya, semua anak harus sekolah tanpa ada alasan apapun. Demikian disampaikan Eric saat menggelar reses ketiga masa persidangan ketiga tahun sidang 2024-2025 di Jalan Kemauan 6 RT 03 RW 05, Kelurahan Maccini Parang, Kecamatan Makassar, Kamis (19/6/2025). Reses […]

Read more
LEGISLATIF Makassar SULSEL

Ketua Komisi D DPRD Makassar, Ari Ashari Mendesak Dinas Pendidikan Ajukan Penambahan Kuota Rombel ke Kementerian Pendidikan

‎‎MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM — Ketua Komisi D DPRD Kota Makassar, Ari Ashari Ilham, mendesak Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk segera mengajukan permohonan penambahan kuota rombongan belajar (rombel) ke Kementerian Pendidikan. Langkah ini dianggap mendesak untuk mengatasi ketimpangan antara jumlah lulusan SD dan keterbatasan daya tampung SMP negeri di Makassar. Ari menjelaskan, setiap tahun terdapat sekitar 25 […]

Read more