MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pejuang RI Makassar kembali menggelar diskusi terbuka yang dikemas dalam acara Kelas The Socrates Method yang diikuti 100 partisipan dari seluruh Indonesiaa, Sabtu (25/4/2020).
Narasumber dalam diskusi terbuka tersebut Prof. Dr. Arlin Adam, SKM, M. Si dalam pengantarnya, memaparkan fakta kontraproduktif kebijakan PSBB dalam memutus rantai penularan Covid-19. Menurut Guru Besar FKM UPRI tersebut, pembatasan sosial justru menghasilkan penumpukan manusia di tempat-tempat umum seperti terminal, pasar tradisional, dan toko-toko ritel.
“Ini berarti menciptakan ruang terjadinya percepatan penularan akibat jarak sosial tidak lagi diperhatikan,” terangnya.
Lanjutnya, pembatasan sosial dalam banyak hal mengingkari naluri dasar manusia, yang memang diciptakan untuk bergerak. Sehingga hal ini menimbulkan stres, yang mempengaruhi penurunan kekebalan tubuh dan seseorang menjadi lebih rentan terinfeksi.
Menurut Prof. Arlin Adam yang juga merupakan Tim Covid-19 PERSAKMI, bahwa setidaknya ada 3 alasan ilmiah PSBB kurang efektif dijadikan sebagai pengendalian pandemic. Yaitu,.alasan pola penularan, waktu penularan, dan dampak yang ditimbulkan. Pola penularan Covid-19 di Indonesia sudah terjadi melalui transmisi lokal.
“Ini artinya bahwa kita tidak tahu lagi dimana sumber penularan berada. Sebaiknya kita menganggap semua populasi sudah tertular. Dari sisi waktu penularan, kita sudah sangat terlambat oleh karena tingkat penularan sudah memasuki generalize epidemic level atau penularan sudah ditingkat populasi, sehingga pembatasan malah menghasilkan masalah baru,” imbuhnya.
Sedangkan dari sisi dampak, sungguh memberikan multiflier effect, karena dengan PSBB mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Muncul kemiskinan baru, masalah diskriminasi, masalah budaya, masalah politik, bahkan menyentuh aspek kehidupan beragama.
Rekomendasi yang diusulkan pada diskusi ilmiah ini adalah munculnya pemodelan yang disebut Survival by The Highest Immune. Model ini menekankan pada upaya peningkatan imunitas seseorang, sehingga seseorang memiliki kemampuan untuk menangkal virus corona. Kegiatan yang dianjurkan adalah pemenuhan gizi seimbang, berolahraga, tidak stres, istirahat yang cukup, dan tentu saja suasana hati yang membahagiakan. Selain itu, dibutuhkan kampanye untuk membangun kesadaran pola hidup sehat, khususnya yang berkaitan dengan perilaku protektif terhadap penularan Covid-19.
Sementara harapan yang dimunculkan oleh para partisipan dalam memaknai rekomendasi ini adalah, pelaksanaan PSBB sebaiknya ditinjau ulang, dan bila perlu agar pemerintah tidak lagi memperpanjang waktu pelaksanaan PSBB, sebagaimana yang lazim dilakukan oleh daerah yang sudah menerapkan kebijakan ini.
Diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Andi Alim Bagu, SKM, M. Kes ini berjalan alot. Karena materi yang dibahas berkaitan dengan kebijakan yang saat ini sedang diterapkan sejumlah kepala daerah, termasuk di Makassar.
Penulis : Andi Alim
Editor. : Jesi Heny