PALOPO, EDELWEISNEWS.COM – Yayasan Celosia Marennu Indonesia bekerja sama dengan Save the Children dan didukung oleh Mars Wrigley Foundation menyelenggarakan kegiatan Capacity Building bertema “Sanitasi Sekolah dan Integrasi GEDSI” di Kota Palopo pada Rabu (3 Desember 2025).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Healthier Smiles, sebuah inisiatif yang fokus pada peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah sekaligus memperkuat praktik hidup bersih dan sehat di lingkungan pendidikan.

Dalam sambutannya, Act. Project Manager Yayasan Celosia Marennu Indonesia, Andi Nurul Fajri menyampaikan, bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian penting dari tindak lanjut penilaian sanitasi sekolah yang telah dilakukan pada fase program sebelumnya.
“Penguatan kapasitas staf pendampingan perlu dilakukan agar intervensi di sekolah dampingan dapat lebih terukur, inklusif, dan sesuai standar sanitasi,” ujarnya.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Dr. Arlian Adam, S.KM., M.Si, serta Dr. Andi Alim, S.KM., M.Kes.
Adapun materi antara lain, pemahaman standar sanitasi sekolah, integrasi GEDSI dalam infrastruktur sanitasi, strategi perubahan perilaku, serta penyusunan rencana aksi sanitasi. Sesi pelatihan juga dilengkapi dengan kegiatan praktik penyusunan rencana aksi, sehingga peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh secara langsung.

Peserta kegiatan terdiri dari 3 staf Save the Children dan 10 staf Yayasan Celosia Marennu Indonesia yang akan terlibat langsung dalam pendampingan sekolah di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur.
Sepanjang sesi, peserta berdiskusi aktif terkait tantangan sanitasi sekolah di lapangan, termasuk kendala akses air, perilaku higienitas anak, serta pentingnya koordinasi sekolah dan Puskesmas dalam memperkuat layanan kesehatan sekolah.
Menutup kegiatan, perwakilan Save the Children menegaskan, bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan penguatan kesehatan di sekolah. Dengan peningkatan kapasitas yang diberikan melalui pelatihan ini, diharapkan pendampingan program di lapangan semakin efektif, inklusif, serta memberi manfaat nyata bagi kenyamanan dan kesehatan anak.
Menariknya, kegiatan ini juga mengusung prinsip ramah lingkungan dengan tidak menyediakan air minum kemasan, sehingga peserta diwajibkan membawa tumbler pribadi. (*)
Penulis : Andi Alim

