oleh Aslam Katutu
Berita pagi ini pertama kudapat dari seorang sahabat di Makasar, “Saya meriang Pak Aslam, dapat kabar tidak enak ini” pukul 06.07 Waktu Madinah, atau 11.07 waktu di Makassar.
Belum sempat kurespon, perhatianku pindah kepada miscall yg tak sempat terangkat lalu disusul chat masuk via wa, “Innalillahi wainnailaihi rojiun telah pulang ke Rahmatullah DR. Yusuf tadi pagi, katanya sedang berenang di gusung.” Lalu buru-buru kukontak nomor wa, perihal beliau yg dimaksud berita tersebut yg membenarkan bahwa berita itu benar adanya.
Berita itu tentang wafatnya sahabat seorang dokter yang kena musibah, sedang berenang, tergulung ombak lalu tewas tenggelam. Innalillahi wa inna ilahi rajiun
speechless rasanya setelah yakin dengan kebenaran berita itu, padahal minggu lalu kami bersama kawan-kawan yang lain berencana berenang bersama di pulau gusung seperti yg pernah kami lakukan bersama almarhum di pulau gusung dan pulau samalona di Makassar.
Masih sangat kental senyum beliau, terpahat di ingatan, yang terukir ketika berbicara dengan semangat optimis soal hidup dan kehidupan.
Beliau seorang dokter ahli mata, sekaligus mendalami bidang seksologi dan mendirikan Quantum Brain Schol buat anak-anak Autis. Seorang dokter sekaligus seorang motivator yang penuh semangat optimisme dan positif.
Baru beberapa bulan saya kenal, namun singkat waktu sangat akrab bak seorang sahabat lama, lalu kuanggap sebagai seorang guru kehidupan yang mengajarkan pikiran positif dalam menjadi setiap gerak kehidupan.
Beliau mengaku sebagian besar hasil usahanya, diperuntukkan untuk menunjang biaya pesantren yang didirikannya.
Beliau adalah penemu Herbal Vortis, Herbal stamina khususnya buat pria yang dibranding dengan slogan Bikin semakin romantis. Pernah beliau menjelaskan kepada saya kalau di zaman kekinian problem utama ketidakharmonisan rumah tangga, salah satunya disebabkan kurang strong si pria, sehingga tak canggung-canggung di kemasan Vortis tertulis Semakin Strong semakin Harmonis.
Satu bentuk perjuangan beliau yang dipersembahkan buat membentuk keharmonisan keluarga menurut saya adalah sangat mulia. Namun jika dipandang sebelah mana, seakan beliau mengajarkan hal negatif kepada para suami-suami yang loyo, berpotensi menuai cacian dari para istri yang berpikir negatif. Itulah mengapa beliau mengajar berpikir positif dalam memandang semua hal, agar niat baik tetap akan terlihat baik.
Mungkin ribuan mata seperti saya menetaskan air mata atas kepergian beliau, tak mampu berkata-kata, meriang, sedih dan hanya dapat menerima takdir ini.
Menjelang akhir hayatnya , beliau membuat banyak rencana untuk membantu banyak orang, berjuang dalam dakwah, salah satunya beliau bergabung bersama kami menjadi Sesepuh Al Bahjah di Makassar, lembaga Pengembangan Dakwah yang diasuh oleh Buya Yahya.
Selamat jalan Dokter Vortis, kepergianmu adalah syahid, sebagaimana ungkapan Guru Mulia Buya Yahya yang sedang di Madinah bersama 800an Jamah Umroh Munajt Kubro, setelah mendapat kabar duka ini bahwa, wafat karena tenggelam adalah mati syahid.
Alfateha Untukmu, sobat Dr H Yusuf bin Abdullah Bachnid, SP.M, pejuang keharmonisan keluarga.
Setetes air mata dan doa dari kami dari Tanah Haram Madinah Al Munawwarah,
25 Januari 2023