MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Pahlawan itu harus dimuliakan, karena itu merupakan penghargaan yang layak mereka terima. Sebagai pejuang, mereka ikhlas berkorban jiwa raga demi kemerdekaan tanah air tercinta, Indonesia. Sehingga perlu menggelar hajatan khusus, dengan nama “Kenduri 77: Muliakan Pahlawan”, saat peringatan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2022 mendatang.
Inilah benang merah pemikiran dalam pertemuan di Kampung Popsa, Makassar, Sabtu (21 Mei 2022). Pertemuan yang masih disemangati suasana Hari Kebangkitan Nasional itu, dihadiri sejumlah anak pejuang, aktivis, penggiat literasi, dan seniman.
Hadir dalam pertemuan itu, antara lain, Andi Ilhamsyah Mattalatta, Dr Andi Jaya Sose, Asmin Amin, dan beberapa anak pejuang yang tergabung dalam organisasi Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) maupun Pemuda Panca Marga (PPM).
Gelaran pesta rakyat bertajuk, “Kenduri 77: Muliakan Pahlawan” itu akan melibatkan berbagai elemen, kelompok, dan golongan masyarakat, juga ormas dan komunitas-komunitas seni budaya.
Asmin Amin, ketika memberikan pengantar pertemuan itu mengatakan, sebagai bangsa yang besar mestinya kita menghargai jasa para pahlawan. Begitupun, semestinya perayaan proklamasi kemerdekaan jadi hari kegembiraan bagi seluruh rakyat. Semua warga terlibat dan merasakan suasana itu.
Pertemuan ini untuk merumuskan bentuk kegiatan yang pantas kita berikan bagi veteran pejuang dan para pahlawan. Kehadiran beberapa orang yang diundang dalam pertemuan sebagai urun rembuk pemikiran, yang disebutnya sebagai kecerdasan kolektif.
Andi Ilhamsyah Mattalatta mengharapkan, perayaan kemerdekaan nanti dilakukan melalui partisipasi warga bukan sekadar mereka yang diundang. Jangan sampai upacara kemerdekaan bersifat eksklusif, dimana rakyat hanya jadi penonton di istana negara atau di luar pagar gubernuran.
“Miris kalau melihat saat perayaan kemerdekaan, para pejuang hanya diberi nasi kotak dan duduk cengke-cengke makan di pojok-pojok,” ungkap anak dari Mayjen TNI (Pur) H. Andi Mattalatta ini.
Beberapa anak pejuang yang hadir, mengaku penghargaan terhadap para pejuang dan veteran memang terbilang rendah. Meski begitu, mereka terharu dan senang karena jasa-jasa orangtuanya masih diingat lewat kegiatan yang bakal diadakan ini.
Dr Andi Jaya Sose mengusulkan perlunya mengadakan tudang sipulung untuk membicarakan nilai-nilai kejuangan. Dalam forum itu, katanya, akan dibahas tentang spirit nilai-nilai kejuangan dengan narasumber dari anak-anak para pejuang yang kini sudah berada di berbagai posisi, baik P90di pemerintahan maupun bidang-bidang lainnya.
“Kita buat gerakan budaya, nanti narasi-narasinya diformat dalam bentuk konten digital,” terang mantan Rektor Universitas ’45 Makassar itu.
Anak dari tokoh pejuang ’45, Andi Sose, tersebut menyampaikan pentingnya penghargaan kepada para pejuang karena mereka merupakan bagian dari sejarah bangsa. Sejarah, lanjutnya, perlu dilihat sebagai kisah dan peristiwa. Kegiatan ini dapat menjadi sebuah gerakan, yang bisa dibuat semacam blue print-nya.
Rusdin Tompo, penulis buku dan penggiat literasi yang turut diundang, mengusulkan ada kegiatan napak tilas ke tempat-tempat bersejarah. Juga melakukan wawancara dengan atau tentang tokoh pejuang, sebagai bahan dokumentasi, sekaligus konten berbagai platform digital biar bisa diketahui generasi milenial dan gen Z.
Usulan lain, perlu ada testimoni para pejuang dan ditampilkan saat malam resepsi. Kegiatan nanti dilakukan di beberapa titik yang melibatkan perupa, penari, musisi, penyair dan seniman lainnya.
“Jujur saya senang sekali. Ada upacara yang dibuat secara tidak formal tapi melibatkan masyarakat secara terbuka. Selama ini ada kegiatan pesta rakyat, tapi aspek penghormatan kepada para pejuang tidak cukup menonjol,” aku Andi Ilhamsyah Mattalatta.
Baginya, ini bukan sekadar kenangan tapi penguatan nilai-nilai kejuangan yang tidak pernah mengenal kata berhenti. Para tokoh lintas agama juga akan diajak untuk mendoakan para pahlawan, serta bangsa dan negara ini. (Ril)
Editor : Jesi Heny