JAKARTA,EDELWEISNEWS.COM – Kala menjalankan ibadah puasa, sebagian orang ada yang melakukan pantangan terhadap sejumlah kebiasaan makan. Misalnya saja mengonsumsi makanan pedas. Sebab banyak yang berpendapat, makanan pedas bisa memicu sejumlah penyakit.
Namun pendapat itu dibantah oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ari Fahrial Syam. Menurut Ari, orang berpuasa boleh saja mengkonsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa.
“Pada berbagai kesempatan ada saja anjuran untuk mengurangi yang pedas-pedas terutama saat sahur. Saya setuju untuk mengurangi tapi tidak perlu stop sama sekali,” kata Ari dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Ari, cabai bisa dikonsumsi bila tidak punya masalah dengan pencernaan. Saat berpuasa, aktifitas gerak dan minum relatif berkurang sehingga cabai akan membantu melancarkan buang air besar.
Ari menuturkan rasa pegal dan linu akan muncul di awal-awal perubahan pola tidur dan aktifitas sehari-hari saat berpuasa. Namun rasa pegal dan sakit kepala yang timbul akan berkurang setelah mengkonsumsi cabai. Hal itu dikarenakan adanya kandungan capsaisin — yang menyebabkan rasa pedas– pada cabai dapat bekerja sebagai analgetik.
“Manfaat capsaisin sendiri dapat meningkatkan nafsu makan, merangsang buang air besar, serta karena bersifat analgetik juga membantu mengurangi sakit kepala,” ujarnya.
Dia menjelaskan, cabai kaya akan zat gizi, mengandung serat, vitamin C, vitamin A,mineral dan anti oksidan, juga bisa meningkatkan metabolisme tubuh sehingga proses pembakaran kalori lebih baik. Namun, Ari menganjurkan agar konsumsi cabai tidak boleh berlebihan karena akan mencetuskan kambuhnya sakit maag.
Pada sebagian orang, kata Ari, cabai dapat merangsang diare. Sementara, pada pasien yang memiliki penyakit ambeien, konsumsi cabai akan menimbulkan sensasi panas pada dubur bahkan bisa merangsang terjadinya pendarahan.
“Cabai merupakan suplemen favorit bagi sebagian masyarakat dan mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan, tetapi juga harus hati-hati dikonsumsi pada pasien dengan gangguan pencernaan,” ucapnya. ™
Editor. : Jesi Heny