Masjid Katangka, Salah Satu Masjid Tertua di Sulsel

MAKASSAR,EDELWEISNEWS.COM – Masjid Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka adalah salah satu masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan. Dinamakan Masjid Katangka karena berlokasi di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba OpuKabupaten Gowa. Selain itu, masjid ini disebut Katangka, karena bahan baku dasar dari masjid tersebut diyakini diambil dari pohon Katangka.

Sejarah

Masjid Katangka menjadi salah satu masjid bersejarah di Sulsel. Sebuah prasasti menginformasikan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1603, tetapi beberapa sejarawan meragukan informasi ini. Pendapat lain mengatakan bahwa masjid dibangun pada awal abad ke-18.

Masjid Al Hilal Katangka dulunya merupakan masjid Kerajaan Gowa. Letak masjid berada di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin. Lokasi makam ini diyakini sebagai tempat berdirinya Istana Tamalate, istana Raja Gowa ketika itu. Sebuah jalan yang dikenal sebagai Batu Palantikang, merupakan jalan yang sering dilintasi raja dan keluarga menuju masjid.

Arsitektur

Masjid Katangka didirikan di atas lahan sekitar 150 meter persegi. Masjid ini memiliki ciri khas seperi memiliki satu kubah, atap dua lapis menyerupai bangunan joglo. Bangunan ini juga memiliki empat tiang penyangga, yang berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang besar dibagian tengah. Jendela masjid ini berjumlah enam serta memiliki lima pintu. Atap dua lapis berarti dua kalimat syahadat, empat tiang berarti empat sahabat nabi, jendela bermakna rukun iman ada enam dan lima pintu bermakna rukun Islam yang lima.

Bagian kubah dipengaruhi oleh arsitektur Jawa dan lokal, tiang dipengaruhi oleh budaya Eropa, sedangkan bagian mimbar sangat kental dengan pengaruh kebudayaan China, ini terlihat pada atap mimbar yang mirip bentuk atap klenteng. Di sekitar mimbar juga masih terpasang keramik dari Cina yang konon dibawa oleh salah satu arsiteknya yang berasal dari sana.

Masjid-Al-hilal-Katangka.jpg

Cirikhas lainnya, dan ini terjadi di hampir seluruh bangunan kuno adalah pada bagian dinding terbuat dari batu bata itu cukup tebal, yakni mencapai 120 sentimeter (cm). Penyebab utamanya karena masjid ini juga pernah dijadikan sebagai benteng pertahanan saat Raja Gowa melawan penjajah.

Renovasi

Masjid ini telah mengalami enam kali renovasi. Pertama pada tahun 1816, atau pada masa Raja Gowa XXX atas nama Sultan Abd Rauf. Kemudian pada 1884, yang dilakukan oleh Raja Gowa XXXII, Sultan Abd Kadir.

Berturut-turut kemudian pada tahun 1963 oleh Gubernur Sulsel, tahun 1971 oleh Kanwil Dikbud Sulsel, tahun 1980, Swaka Sejarah dan Purbakala Sulsel dan terakhir tahun 2007. Pada renovasi terakhir, itu dilakukan atas swadaya dari pengurus masjid dan bantuan dari masyarakat. (wik)

Editor : Jesi Heny

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sulawesi Tengah

Lantamal VI dan PT Vale Teguhkan Sinergi untuk Industri Strategis Nasional

MOROWALI, EDELWEISNEWS.COM – Di tengah tantangan krusial dunia dalam transisi energi dan krisis iklim, Indonesia memainkan peran penting sebagai pemasok nikel global untuk ekosistem kendaraan listrik. Untuk menjawab peran strategis ini, Komandan Lantamal VI Makassar (Danlantamal VI), Brigadir Jenderal TNI (Mar) Dr. Wahyudi, S.E., M.Tr.Hanla., MM, M.Han dan Ketua Korcab VI DJA II, Afrina Amalia […]

Read more
Sulawesi Tengah

Aksi Senyap TNI AL Gagalkan Penyelundupan Barang Ilegal Senilai Rp1,5 M di Laut Morowali

PALU, EDELWEISNEWS.COM – Saat malam masih menyisakan dingin dan riak ombak menari pelan di perairan Morowali, Sulawesi Tengah. Sebuah operasi senyap dari prajurit TNI AL tengah dijalankan. Di balik ombak malam yang tampak biasa, pasukan dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Palu menjalankan sebuah misi yang luar biasa, Senin (19 Mei 2025). Operasi rutin, menjaga tanah […]

Read more
Agama Makassar SULSEL

Gubernur Sulsel Berharap Perayaan Waisak Tingkatkan Kesucian Hati dan Terciptanya Kerukunan serta kedamaian

MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Kominfo SP) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Winarno Eka Putra, mewakili Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menghadiri perayaan Sannipata Permabudhi Waisak 2569 BE/2025 M di Vihara Ibu Agung Bahari, Jalan Sulawesi No. 41, Makassar, Senin (12 Mei 2025). Dalam sambutannya, Andi Winarno menyampaikan permohonan maaf […]

Read more