MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Meski sekolah sudah libur, namun pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di SD Negeri Parinring, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, tetap berlangsung, Sabtu (25 Juni 2022). Tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Tamangapa dengan peralatan medisnya tampak memberikan penyuluhan dan pelayanan di salah satu ruang kelas.
Plh Kepala UPT SPF SD Negeri Parinring, Andi Etty Cahyani, S.Pd, menerangkan, bahwa sebelumnya sudah disampaikan melalui guru kelas masing-masing terkait rencana imunisasi ini. Para guru lalu meneruskan informasi itu ke grup WhatsApp Paguyuban Kelas.
“Cuman kita tahu ini, apakah akan banyak anak-anak yang datang. Karena ada juga anak-anak yang takut disuntik,” ungkapnya.
Imunisasi dalam rangka BIAN ini ditujukan terutama bagi anak-anak yang belum imunisasi. Makanya, setiap kali ada anak yang datang diantar orang tuanya, nakes selalu bertanya, apakah anak itu pernah diimunisasi atau belum.
Alfrida Lembang, petugas Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Tamangapa mengatakan, kegiatan vaksinasi campak rubella ini bagian dari penyuluhan dan promosi kesehatan. Biasanya sebelum menyuntik, dilakukan sosialisi agar orangtua lebih paham dan tidak ragu lagi tentang tujuan dan manfaat vaksinasi campak rubella ini.
Alfrida yang sehari-hari merupakan perawat itu menambahkan, Puskesmas tempat dia bekerja sudah dua kali mengadakan vaksinasi. Pertama di bulan Mei, sedangkan yang kedua di bulan Juni 2022. Selain Alfrida, tim nakes dari Puskesmas Tamangapa yang datang, terdiri dari Trinoviny, Surianti, dan Nesri.
Pada hari Jumat (24 Juni 2022), Puskesmas Tamangapa menurunkan semua nakesnya demi untuk mencapai target vaksinasi. Ada 5 sekolah yang jadi sasaran, yakni SD Inpres Tamangapa, SD Inpres Kassi, SD Negeri Kassi, SD Inpres Kajenjeng, dan SD Negeri Parinring.
Ada juga satu madrasah di Kajenjeng yang masuk wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, tapi jumlah muridnya sedikit jadi disatukan dengan salah satu SD saat pelaksanaan vaksinasi. Menariknya, saat imunisasi itu bertepatan dengan penerimaan rapor, jadi mereka mesti bersabar.
“Pada kunjungan pertama, bulan Mei, yang diimunisasi di SD Parinring, sebanyak 111 anak, sedangkan pada kegiatan kedua ini hanya sebanyak 32,” ujar Alfrida Lembang.
Menurutnya, jumlah ini termasuk rendah. Karena saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19, SD Negeri Parinring termasuk tertinggi capaian vaksinasinya. Namun diakui bahwa ada kendala. Selain alasan anak yang takut, juga karena orangtua ragu, dikira akan divaksinasi Covid-19. Selain itu, orang tua juga mengeluh, katanya terlalu sering disuntik.
Jadi, pendekatan yang dilakukan pihak Puskesmas Tamangapa adalah mengubah pola komunikasinya. Jangan menyampaikan bahwa akan dilakukan vaksinasi nanti anak takut karena dikira Covid-19. Bilang saja, akan diimunisasi. Padahal esensi kegiatannya sama, untuk meningkatkan imunitas anak.
Rasa takut anak akan suntikan terlihat pada diri Rezky Aulia Ramadhani, murid kelas 4, yang datang ditemani ibunya. Walau nakesnya baru mau menggunakan sarung tangan, Rezky sudah memejamkan mata. Padahal dia belum disuntik. Begitu disuntik, malah dia tampak tenang.
Ada pula anak yang mendaftar diantar orang tuanya, tapi tidak kembali. Meski sudah dihubungi via telepon oleh guru. Tapi nomor HP yang diberikan tidak aktif.
Meski tidak semua anak bisa diimunisasi di sekolah. Namun kesempatan mendapatkan haknya akan kesehatan tetap terjamin. Alfrida menyampaikan, bagi anak-anak yang mau diimunisasi tapi belum sempat diimunisasi maka diarahkan langsung ke Puskesmas Tamangapa.
“Silakan datang sesuai jadwal pelayanan Puskesmas Tamangapa,” ajaknya.
Penulis : Rusdin Tompo
Editor : Jesi Heny