MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah melepas ekspor komoditas dari berbagai daerah di Sulsel ke 15 negara tujuan, di Pelindo IV Makassar, Jumat (4/12/2020).
Menurut Nurdin, Sulsel patut bersyukur karena memiliki kontribusi ekspor sebanyak 31 perusahaan untuk ekspor nasional, meskipun masih pada masa pandemi Covid-19.
“Sulsel ini patut bersyukur, di masa pandemi kita masih bisa melakukan ekspor, termasuk salah satu yang memiliki komoditas terbesar di Indonesia, yaitu 31 perusahaan yang ekspor hari ini, dengan tujuan 15 negara,” kata Nurdin Abdullah.
“Kalau nggak salah 60 persen itu adalah mineral dari nikel, dan rumput laut. Kalau kemiri memang saya yang lepas, karena memang ini adalah sebuah yang patut kita apresiasi,” lanjutnya.
Saat ini sesuai penyampaian Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo, Indonesia masih di peringkat ke delapan sebagai produsen kopi.
“Tadi Bapak Presiden sudah menyampaikan beberapa hal soal informasi kita sebagai produsen kopi, tapi kita masih di peringkat ke delapan,” ungkapnya.
Lanjutnya, Sulsel harusnya menjadi ekspor dominan itu di komoditas perikanan, sebab Sulsel adalah daerah maritim. Untuk menjadi daerah dominan ekspor ikan, harus didukung dengan fasilitas armada yang memadai dan skill para nelayan yang perlu ditingkatkan lagi.
“Perlu saya garis bawahi disini, ekspor perikanan kita sebagai negara maritim harusnya kmenjadi ekspor dominan, tapi kita masih sangat terbatas di teknologi penangkapan,” katanya.
“Armada penangkapan kita masih minim, skill para nelayan kita juga. Itu memang masih perlu kita tingkatkan. Saya yakin dan percaya, kalau kita fokus untuk menghadirkan teknologi penangkapan, armada penangkapan yang memiliki kapasitas yang lebih besar, Insya Allah kita akan bisa mendominasi ekspor sesuai dengan harapan Bapak Presiden,” tutupnya.
Diketahui, ada 31 perusahaan yang ikut andil saat ekspor, dan komoditas yang dominan di ekspor saat ini adalah mineral nikel, rumput laut dan kemiri. Sementara total nilai keseluruhan pelepasan sebesar USD 6,78 juta.
Editor : Anisah