MAKASSAR, EDELWEISNEWS.COM – Geliat penerbitan buku masih tumbuh di tengah tantangan memasuki era digital. Ini bisa dilihat dari buku-buku terbitan penerbit Arsy Media, salah satu penerbit di Kota Makassar, yang menyerahkan bukunya kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa, 4 Februari 2025.
“Alhamdulillah, saya baru saja menyetor 41 judul buku kepada DPK Sulsel,” kata Dr Sri Gusty, Direktur Arsy Media, setelah menyerahkan buku-buku terbitannya di bagian deposit.
Buku-buku itu diterima Adriani, pustakawan pada DPK Provinsi Sulawesi Selatan di lantai 2 Perpustakaan Provinsi, Jalan Talasalapang, Makassar. Sri Gusty menyerahkan langsung buku-buku terbitannya guna memenuhi kewajibannya sebagai penerbit.
Penerbit Arsy Media beralamat di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya. Buku-buku yang diserahkan itu merupakan terbitan tahun 2024-2025.
Penulis buku-buku itu punya latar belakang berbeda. Namun mereka kebanyakan merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi.
“Penerbit kami tak hanya menerbitkan. Kami bahkan mengawal dari nol, mulai dari pemilihan judul, membuat outline hingga finishing,” papar Sri Gusty perihal buku-buku terbitannya.
Sri Gusty yang juga penulis dan akademisi itu menambahkan, buku-buku yang disetornya punya tema bervariasi. Ada yang membahas bidang sosial, hukum, dan yang paling banyak bidang keteknikan
Penyeran buku-buku itu merupakan kewajiban penerbit, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Penyerahan ini sebagai kesadaran penerbit mengingat buku sebagai karya intelektual perlu didekatkan kepada masyarakat, baik untuk dibaca maupun penelitian serta keperluan lainnya.
Adriani, pustakawan pada DPK Provinsi Sulawesi Selatan mengaku kagum kepada Dr Sri Gusty. Karena ternyata penerbit Arsy Media itu miliknya, yang terpanggil mendirikan penerbitan untuk memberikan ruang bagi para penulis menerbitkan karya-karya mereka. Dia bahkan terkesan kerena cover buku juga didesain sendiri.
“Karya-karya buku yang diserahkan tadi ditulis oleh dosen-dosen yang ada di Indonesia. Itu cara beliau merangkul kalangan akademisi untuk menulis,” kata Adriani.
Adriani menambahkan, dari obrolan dengan Dr Sri Gusty, sebagai penerbit, dia jadi sedikit mendapat gambaran seputar aktivitas penerbitan. Dia mengaku mendapat inspirasi dari diskusi ringan dengan teman-teman penerbit.
Dia mengapresiasi para penerbit yang sudah menyerahkan buku-buku mereka kepada DPK Provinsi Sulawesi Selatan. Dia bisa merasakan bagaimana dinamika kerja penerbitan.
“Ternyata bukan cuma hanya menerbitkan dan mencetak saja. Namun juga ada yang mengasistensi penulis hingga bukunya jadi,” kata dia.
Hingga pekan pertama Februari 2025, kata Adriani, sudah ada beberapa penerbit yang menyerahkan buku mereka. Selain Arsy Media, juga ada Yayasan Antropos Indonesia, Lembaga Adat Kerajaan Matano Makole Wawainia Rahampu’u Matano, Kab Luwu Timur, dan Penerbit Haura Utama. (*)