Oleh : Ustad Samsunar Nurdin
Qadar secara bahasa dan lugah bermakna ukuran atau pengukuran. Taqdir juga bermakna pengukuran dan penentuan. Akan tetapi pengertian secara istilah qadar adalah kekhususan wujud dan eksistensi setiap sesuatu dan kebagaimanaan penciptaannya (Allamah Thabathabai, Tafsir Al-Mizan, jld 12, hal. 150-151). Dengan kata lain qadar adalah ukuran dan keterbatasan eksistensi segala sesuatu.
Menurut tinjauan Filsafat Ilahi, dalam sistem penciptaan, segala sesuatu mempunyai ukuran khusus dan tidak ada sesuatu tanpa perhitungan dan pengukuran tertentu. Karena itu, alam ini dicipta penuh dengan perhitungan yang sangat akurat dan berdasarkan pengukuran mate-matis terakurat. Dahulu, kini, dan akan datang setiap maujud-maujud mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya.
Ustad Syahid Muthahari dalam mendefinisikan qadar, menuliskan: Qadar bermakna ukuran dan ketentuan, …peristiwa-peristiwa alam… dari sisi telah tertetapkan batas, ukuran, dan keberadaan tempat serta zamannya, terhukumi dengan taqdir Ilahi (Muthahari, Insan wa Sar Newesyt, hal. 52). Jadi qadar bermakna kekhususan-kekhususan natural dan fisikal benda-benda yang meliputi ukuran, batasan, panjang, lebar, dan keberadaan tempat serta waktu mereka.
Makna ini meliputi seluruh maujud-maujud materi dan natural; sebagaimana dalam riwayat, Imam Ridha ketika ditanya tentang makna qadar, beliau berkata:
تقدیر الشیء طوله و عرضه
Qadar sesuatu adalah panjang dan lebarnya.
Dan dalam riwayat lain beliau katakan:
هو الهندسة من الطول و العرض و البقاء
(Qadar adalah) ukuran setiap sesuatu, termasuk panjang, lebar, dan kemenetapannya (Allamah Majlisi, Biharul Anwar, jld 5, hal. 122).
Oleh karena itu, pengertian taqdir Ilahi adalah bahwa dalam dunia materi, ciptaan dari segi eksistensi, efek, dan kekhususannya mempunyai ketentuan dan keterbatasan khusus. Keterbatasan ini terkait dengan perkara khusus; dimana perkara tersebut menjadi sebab-sebab dan syarat-syaratnya. Dan dikarenakan perbedaan sebab-sebab dan syarat-syarat maka eksistensi, efek, dan kekhususan maujud-maujud materi juga menjadi berbeda.
Setiap maujud materi lewat lokus-lokus tertentu akan mendapatkan ukuran dan bentuk khusus. Lokus ini merupakan batasan, yakni panjang, lebar, keadaan tempat dan waktu, warna, bentuk, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan wajud dan eksistensi materi. Oleh karena itu, taqdir Ilahi dalam maujud-maujud materi adalah hidayah mereka dari sisi Tuhan ke arah perjalanan eksistensinya yang telah ditentukan bagi mereka dan telah terukur dalam lokus-lokus